SAMBUTAN PRESIDEN RI, PERESMIAN RUSUNAMI BERSUBSIDI CLUSTER CITY PARK, CENGKARENG, 4-12-2008
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA PERESMIAN RUSUNAMI BERSUBSIDI
CLUSTER CITY PARK, CENGKARENG, JAKARTA BARAT
TANGGAL 4 DESEMBER 2008
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Menteri Negara Perumahan Rakyat, dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,
Yang saya hormati pimpinan dan anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Saudara Wakil Gubernur DKI Jakarta, Direktur Utama Perum Perumnas, dan para pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara dan pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen, Pimpinan REI dan para pimpinan perusahaan pengembang,
Saudara-saudara yang, insya Allah, akan menjadi penghuni rusunami tower A dan tower B di cluster city park Perum Perumnas Cengkareng yang saya cintai dan saya banggakan.
Marilah sekali lagi pada kesempatan yang baik, dan, insya Allah, penuh berkah ini kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas, dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena pada sore hari ini kita dapat bersama-sama menghadiri acara peresmian rusunami bersubsidi tower A, tower B cluster city park di Perumnas Cengkareng, yang mudah-mudahan membawa berkah bagi kita semua, yang mudah-mudahan makin meningkatkan capaian pembangunan perumahan sederhana, perumahan susun sederhana di seluruh tanah air.
Saudara-saudara,
Kita semua mengetahui bahwa perumahan atau rumah menjadi salah satu yang disebut sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, basic human need, saya sering mengatakan yang paling penting untuk terus dapat kita cukupi dan kita tingkatkan dan itu hakekat dari kesejahteraan rakyat adalah pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, rasa aman, lingkungan yang baik, dan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia yang lain tapi itulah unsur utamanya. Oleh karena itu, ketika pemerintah bersama masyarakat luas sekarang terus meningkatkan upaya kecukupan dan ketahanan pangan semata-mata karena kita ingin masyarakat kita makin memiliki kecukupan dan ketahanan itu. Alhamdulillah, pakaian atau sandang yang diperlukan masyarakat makin ke depan makin baik demikian juga pendidikan dan kesehatan termasuk bantuan pemerintah dalam bentuk program-program subsidi, juga makin meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan kita. Rasa aman dengan makin baiknya keamanan dan ketertiban publik di seluruh Indonesia, itu tentu juga memberikan perasaan aman yang lebih tinggi, lingkungan yang sama-sama kita pelihara, penghijauan, dan lain-lain tentu membikin lebih baiknya lingkungan hidup kita dan benar sebagaimana disampaikan oleh Saudara Menteri Negara Perumahan Rakyat tadi adalah menjadi amanah, adalah menjadi tugas dan kewajiban kita. Pemerintah, dunia usaha, dan pihak-pihak yang lain untuk terus berupaya meningkatkan pembangunan perumahan rakyat utamanya perumahan sederhana termasuk perumahan susun sederhana bagi golongan menengah ke bawah. Marilah kita sukseskan upaya kita bersama ini ke depan sesuai dengan kemampuan negara untuk terus membangun perumahan sederhana termasuk perumahan susun sederhana.Â
Saudara-saudara,
Sejumlah prinsip dasar di dalam pengembangan ataupun pembangunan rumah susun sederhana ini, mesti terus kita pedomani dan kita jalankan. Sebagian telah disampaikan oleh Pimpinan Perum Perumnas tadi dan juga oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat. Pertama, harus dalam batas keterjangkauan bagi masyarakat kita, kalau rusunami atau rusunawa diperuntukan golongan menengah ke bawah, maka scheme pembayaran, scheme kredit temasuk subsidi yang diberikan pemerintah harus benar-benar dalam jangkauan mereka yang membelinya. Jadi prinsip keterjangkauan harus betul-betul harus kita jalankan.
Yang kedua, kelayakan huni jangan hanya mengejar keterjangkauan saja, tetapi tidak layak huni itu tentu bukan tujuan kita membangun rumah susun sederhana di negeri ini. Layak huni dalam arti fasilitas minimalnya, lingkungannya, keluasan, dan sarana-sarana yang lain. Itu prinsip dasar yang kedua.
Prinsip dasar yang ketiga, pilihlah, bangunlah di tempat-tempat yang lingkungannya baik. Membangun sebuah kompleks perumahan sederhana yang jauh dari mana-mana, yang tidak bisa diakses, tidak ada kemudahan satu pun, tidak ada sarana listrik, air, dan hal-hal yang berkaitan dengan itu tentu tidak boleh terjadi. Oleh karena itu, lingkungan sangat-sangat penting. Bagi saya dalam menuju ke lokasi ini, kurang lebih 1 kilo sebelum sampai di rusunami ini saya membuka jendela, saya membau sesuatu yang tidak sedap, saya meminta menteri-menteri terkait, gubernur, walikota, semua coba dicarikan solusi, saya kira kalau begitu menjadi kurang sehat, itu eksternalitas yang negatif. Mestinya di sekitar ini ada bau-bau yang wangi, bau bunga seperti itu, lah kalau di kasih bau yang menyengat tidak baik untuk itu, ya menunjukkan lingkungan yang tidak baik.
Saya tahu kadang-kadang tidak mudah, tapi carikan solusi, carikan jalan keluarnya, bagaimana bisa mengurangi bau yang tidak sedap itu. Sebagai contoh, saya tinggal kalau hari sabtu dan minggu di Cikeas, di rumah saya, itu selalu ada kiriman bau kalau mobil sampah berlalu-lalang, meskipun sudah berkali-kali tolonglah jangan sampai jatuh tercecer airnya, karena setitik saja itu bisa satu jam tinggal bau itu kesana-kemari, dan saya dukung setiap usaha pemerintah daerah untuk mencari solusi pembuangan sampah itu. Kadang-kadang memang memerlukan pengertian masyarakat luas, ada teknologi yang bagus, yang baru, yang tidak merusak lingkungan, yang teknologi itu dalam batas kemampuan pemerintah daerah untuk membelinya. Begitu mau dipasang timbul protes penolakan-penolakan yang tidak perlu, kita jadi heran, banyak yang pertanyakan ini gimana maunya. Supaya tidak bau, sampah tidak kesana-kemari, akan dibangun tempat-tempat pembuangan sampah yang sama sekali tidak merusak lingkungan, tapi kadang-kadang ada juga resistensi dari berbagai kepentingan. Nah, mari kita benar-benar menghindari dan memahami masalah sampah yang memerlukan pengertian dan kerja sama kita semua. Tentu saja diperlukan ketekunan berkomunikasi, menjelaskan kepada masyarakat luas agar semuanya itu bisa dilakukan dengan baik. Kembali saya mengambil contoh tadi, manandai pentingnya lingkungan yang harus kita perhatikan.Â
Prinsip yang keempat adalah, pemerintah tentu memiliki kewajiban untuk membantu meskipun kadang-kadang terjadi tarik ulur, terjadi debat yang tidak kecil menyangkut alokasi anggaran. Masing-masing sektor merasa lebih penting, masing-masing bidang ini mutlak, ini prioritas, dan sebagainya. Uangnya selalu ada batasnya, kalau uangnya nggak habis-habis bisa mencetak sendiri, tanpa devaluasi, tanpa inflasi, kita lakukan, tetapi karena tidak mungkin anggaran yang ada, uang yang ada kita tata secara baik. Meskipun dalam keadaan seperti itu, meskipun sekarang ada krisis keuangan global, resesi ekonomi dunia, pemerintah akan tetap mengalokasikan subsidi yang dapat membantu kehidupan rakyat kita, utamanya golongan menengah ke bawah termasuk subsidi di bidang perumahan rakyat. Prinsip yang keempat, mari terus kita pegang teguh dan kita jalankan subsidi dalam pembangunan rumah susun sederhana ini.
Nah, prinsip yang kelima atau yang terakhir, adalah kemitraan (partnership). Kemitraan ini kita mulai dari kemitraan di antara jajaran pemerintah secara horizontal, kalau Pak Yusuf Ashari punya hajat untuk membangun perumahan, ya mesti mendapatkan back-up dari Menteri Pekerjaan Umum, Pak Djoko Kirmanto, apa yang bisa dibangunkan dari segi prasarana, ya untuk komplek perumahan itu, dari Menteri Energi, Meneg BUMN bagaimana listriknya, bagaimana airnya, demikian juga dari pihak perbankan yang memberikan kredit, dari angsuran ini juga harus klop, jadi inipun harus sinergis, harus dalam satu sinkronisasi dan koordinasi yang baik. Partnership yang kedua, sesungguhnya pemerintah pusat dan pemerintah daerah, walikota, gubernur dan menteri yang bersangkutan, tidak boleh masing-masing, harus satu. Lantas antara pemerintah dengan pengembang, dengan dunia usaha, mari kita bergandengan tangan.
Saya memberikan apresiasi kepada REI, pada pengembang yang sering memiliki generosity (kemurahan hati), kalau sudah membangun perumahan rakyat, utamanya rumah sederhana, itu contoh yang baik, saudara barangkali mendapatkan keuntungan yang lebih untuk membangun prasarana, rumah-rumah, gedung-gedung, bisa dibeli oleh kalangan menengah ke atas, tapi Saudara rela untuk mendapatkan keuntungan yang tidak besar, untuk membantu saudara-saudara kita yang memerlukan, (tepuk tangan) untuk para pengembang yang baik hati. Itu contoh keperdulian, itu contoh kesetiakawanan sosial yang harus terus-menerus kita tumbuh suburkan di negeri ini. Itulah lima prinsip dasar, dan kita akan terus pedomani dan kita jalankan saudara-saudara.  Â
  Â
Hadirin yang saya muliakan,
Kepada para penghuni, ada yang hadir penghuni di sini, ada yang mewakili ya, ada ya, baik. Para penghuni saya ucapkan selamat memiliki, selamat menghuni rusunami ini, saya berharap, berpesan untuk betul-betul memeliharanya dengan baik. Masing-masing bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan keamanan. Keselamatan bagi diri dan keluarganya, termasuk keamanan listrik misalnya, atau masalah-masalah yang lain, kalau lalai itu bisa menyebabkan gangguan bagi seluruh tower, bagi seluruh bangunan bertingkat ini. Lantas juga kesehatan, pelihara juga kesehatan diri dan keluarga baik-baik, agar tidak terjadi kasus kesehatan yang juga bisa membikin masalah bagi komunitas di rumah hunian ini. Masing-masing bertangung jawab untuk tidak membikin masalah bagi yang lain. Lantas juga lingkungan, saya ingin makin ke depan makin hijau, indah, saya kira bisa dirawat dengan baik, di luar bangunan, di areal wilayah yang masih tersedia.
Dan yang tidak kalah pentingnya, jaga dan pelihara kerukunan dan harmoni diantara semua yang tinggal di rusunami ini, kalau hubungannya baik, rukun, harmonis itu menjadi modal sosial yang baik, menjadi social capital yang baik. Kalau hubungannya baik, rukun, dan harmonis, berfikir bersama, mengatasi masalah bersama, itu bisa membantu, mungkin ada paguyuban, ada asosiasi, apapun namanya yang bisa bermanfaat bagi semua penghuni. Hal-hal seperti itu penting karena Saudara hidup dalam wilayah yang tidak terlalu luas, saling berinteraksi setiap saat, setiap hari.   Â
 Â
Saudara-saudara,
Kepada pihak yang memungkinkan terwujudnya dua tower rusunami yang megah ini, baik dari Kementerian Negara Perumahan Rakyat, Perum Perumnas, BUMN yang lain, pengembang, dan semua pihak yang ikut andil, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, karena saudara menolong mereka yang memerlukan. Sebelum saya mengakhiri sambutan ini, saya akan merespon sedikit tadi apa yang disampaikan oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat.
Pertama, waktu kita punya ide, punya rencana untuk membangun rumah susun seperti ini, betul banyak yang tidak yakin, banyak yang meragukan, ada juga yang setengah mengejek, karena diantara kita masih ada meskipun mudah-mudahan tidak makin banyak, yang kebahagiaannya itu mengejek, mencemooh, padahal itu bukan karakter yang baik. Ah mana bisa, sama saja waktu tiga tahun yang lalu kita bertekad mari kita menuju ke swasembada beras, ah itu mimpi, itu janji-janji, mana bisa, dan sebagainya-sebagainya. Kita bertekad daripada ikut berpolemik, berdebat, berwacana di luar, jalan terus, bekerja siang dan malam, Tuhan Maha Besar atas kebersamaan kita, kegigihan kita, insya Allah tahun ini kita bisa berswasembada beras. Setelah dulu tahun 84, 85 pernah terjadi, setelah itu, karena penduduk bertambah dengan pesat, kebutuhan pangan meningkat, maka sulit untuk mempertahankan swasembada. Alhamdulillah, dengan tekad besar kita, tahun ini kita berswasembada beras dan berswasembada jagung. Saya mengatakan berkali-kali di banyak forum, kita tingkatkan untuk akhirnya cukup di dalam tebu ataupun gula, nantinya daging sapi dan kemudian kedelai. Yang lain-lain alhamdulillah aman, daging ayam, telur, cabe, bawang, kentang malah ekspor kita, dan sejumlah komoditas pangan yang terus kita tingkatkan kecukupan dan kemandiriannya di negeri kita.
Kita menanam pohon tahun lalu 10 juta, kaum perempuan, alhamdulillah menjadi 15 juta. Yang program pemerintah 79 juta menjadi 86 juta, juga diejek ah mana bisa, untuk apa, buktinya masih ada banjir, ya memang baru ditanam, nanti hasilnya 5 tahun, 10 tahun, dan anak cucu kita, generasi yang akan datang. Kita tidak boleh egois, kita tanam sekarang, kita pelihara untuk mereka semua, untuk masa depan negeri kita. Bisa, yang dikatakan tidak mungkin, tidak bisa, untuk apa, jelas kemaslahatannya dan bisa kita lakukan. Oleh karena itu, mulai sekarang mari kita yakin diri, percaya diri pembangunan tower-tower seperti ini akan bisa terus bisa kita tingkatkan, sesuai dengan sasaran yang sama-sama kita tetapkan pula, harus yakin, insya Allah bisa.
Yang kedua, Pak Yusuf Ashari meminta agar kemudahan-kemudahan bisa diberikan, demikian juga Pimpinan Perum Perumnas. Mari kalau kemudahan itu mesti diberikan oleh pemerintah pusat, saya bersama menteri tentu akan memberikan kemudahan itu sesuai dengan yang kita miliki. Kalau kemudahan harus diberikan oleh Pemerintah DKI Jakarta, pemerintahan kota, ya berikan,. Sudah ribuan kali saya bicara, kalau bisa dipermudah jangan dipersulit, betul? Betul, saya kira banyak hal yang bisa kita permudah di negeri ini. Dulu kita punya kebahagiaan mempersulit setiap urusan, itu sudah lewat, milik masa lalu, milik masa kini, masa depan, mempermudah setiap urusan, bisa kita lakukan bersama.
Kemudian yang terakhir, tadi Menteri Negara Perumahan Rakyat mengusulkan sejumlah kebijakan, policy, sejumlah insentif, insentif fiskal, pajak, silakan dibicarakan baik-baik. Ada Menko Kesra disini, bicarakan dengan Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan pihak-pihak yang lain. Sebatas itu dalam batas kemampuan, saya menganggap penting untuk diberikan karena ini membangun untuk perumahan susun sederhana.
Subsidi tidak boleh salah sasaran, kita mensubsidi pada mereka-mereka yang kaya salah dan berdosa, justru yang kaya dan maha kaya itu mensubsidi mereka yang tidak punya, yang hidupnya sulit, begitu semangatnya, sehingga subsidi harus tepat sasaran, Saudara tahu subsidi kita besar sekali, dari seribu triliun anggaran kita, insya Allah, ini meskipun ini masih kita matangkan lagi dengan krisis dunia yang melanda negeri kita, semacam banjir kiriman, semacam tsunami yang datang dari Amerika sampai di negeri kita, masih kita hitung kembali, dan mudah-mudahan masih tetap 1000 triliun.
Subsidi yang kita keluarkan besar, tidak mungkin harga bahan bakar naik terus, bahkan semangat kita kalau bisa kita turunkan, kita turunkan kemarin, alhamdulillah sudah kita turunkan harga premium dan sedang mencari celah apakah harga solar bisa kita turunkan misalnya, tetapi subsidinya besar untuk BBM, subsidinya besar untuk listrik, subsidinya besar untuk beli pupuk, dan kredit pertanian, 33 triliun saja untuk yang pertanian, belum subsidi-subsidi yang lain. Oleh karena itu, subsidi yang diharapkan Menteri Negara Perumahan Rakyat, kita letakkan semuanya dalam policy kita tentang subsidi, policy kita tentang bantuan kepada rakyat. Dengan demikian menjadi adil, menjadi berimbang, menjadi pas. Oleh karena itu silakan dibicarakan, laporkan kepada saya nanti apa yang dapat kita lakukan untuk memberikan keringanan dan kemudahan, ketika kita menghadapi krisis keuangan global, bukan hanya Indonesia, krisis keuangan global dan resesi ekonomi global dewasa ini.             Â
 Â
 Saudara-saudara,
APBN itu sama dengan Bapak, Ibu, terutama ibu-ibu dalam mengelola penghasilan setiap bulan, ada yang gajinya 2 juta setiap bulan, bagaimana 2 juta itu cukup begitu. Jangan sampai besar pasak daripada tiang dan jangan sampai penerimaan 2 juta kita belanja tiap bulan 3 juta, tekor satu juta, setahun berapa? Kalau defisit seperti itu keropos. Oleh karena itulah, pemerintah mempertahankan defisitnya jangan besar-besar kecuali untuk mengatasi krisis ekonomi supaya penerimaan itu klop dengan pengeluaran. Rumah tangga begitu, negara juga begitu, misalkan ibu mempunyai kebutuhan lebih, gajinya 5 juta, kok kita bulan depan dan bulan depannya lagi harus mengeluarkan uang 6 juta, kurang satu juta berhutang, bisa ke bank, bisa kemana-mana, hutang kadang-kadang solusi tapi hutang yang terlalu besar, gaji 5 juta hutangnya 10 juta hancur. Itulah sebabnya kita terus-menerus mengurangi kandungan hutang dari tahun-ketahun debt to GDP ratio agar sehat APBN kita.
Dalam keadaan seperti itu, di waktu yang normal APBN ini pembiayaannya tidak boleh terlalu banyak, di luar pengeluaran kita, dan pengeluarannya pun harus pas itu. Sehingga semuanya tadi diatur subsidinya untuk apa saja, kalau subsidi karena di luar subsidi banyak sekali pengeluaran kita. Waktu krisis saudara-saudara, memang ada peluang kita untuk membantu yang sedang mengalami kesulitan, tapi ingat penerimaan berkurang, pajak berkurang, oleh karena itu dengan kondisi seperti itu saya harus jujur kepada rakyat, keadaan ekonomi kita, APBN kita, dalam keadaan seperti itu kita akan lakukan semuanya yang terbaik. Rakyat tetap terlindungi, yang disebut dengan jaring pengaman sosial atau social safety net yang tidak sedikit jumlahnya, puluhan triliun, pertumbuhan tetap terjadi, infrastruktur misalnya dan yang lain-lain, sebab kalau tidak tumbuh sektor riil tidak bangkit, terjadi pengangguran yang besar sebagaimana dirasakan negara-negara lain. Kita mencegah, meminimalkan dampaknya dengan mengalokasikan anggaran yang tidak sedikit, di waktu krisis penerimaannya berkurang, kita harus mengeluarkan seperti itu ditambah tadi subsidi-subsidi, insentif fiskal yang memang diperlukan.
Kita hitung semuanya secara seksama, dengan demikian tidak jatuh perekonomian kita, cukup uang kita dan kita belanjakan secara sehat, tolong hal-hal seperti ini dipahami dan syukur-syukur dijelaskan kepada masyarakat luas, jangan dikira baik-baik saja dunia ini, dunia sedang mengalami musibah, sedang sakit, kita kena imbasnya yang tadinya tidak ikut-ikutan begitu, tetapi kita akan mengatasinya dengan baik. Memberikan penjelasan yang benar pahalanya tinggi, memberikan penjelasan yang salah sambil menghasut, memprovokasi dosanya besar. Begitu kehidupan kita.
Baiklah saudara-saudara dengan harapan dan ajakan itu, dengan dukungan saya untuk bagaimana kita memiliki kebijakan yang makin bagus di bidang perumahan rakyat, termasuk suara tadi di masa sulit bagaimana agar tidak berhenti pembangunan di perumahan karena ini, melibatkan banyak pelaku, itu terus dapat kita lakukan dengan cara-cara yang baik.
Hadirin yang saya hormati,
Akhirnya, dengan terlebih dahulu memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim rusunami bersubsidi tower A, tower B cluster city park Perum Perumnas Cengkareng, dengan resmi saya nyatakan resmi digunakan. Sekian.    Â
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.