Sambutan Presiden saat Menghadiri B20 Summit Indonesia Tahun 2022

 
bagikan berita ke :

Minggu, 13 November 2022
Di baca 690 kali

di Bali Nusa Dua Convention Center, Kabupaten Badung, Provinsi Bali

 

Selamat sore.

 

Yang saya hormati Perdana Menteri Australia Yang Mulia Anthony Albanese;

Yang saya hormati Ketua DPR Republik Indonesia;

Bapak-ibu hadirin undangan yang berbahagia.

 

Bulan Januari yang lalu saya berbicara di depan B20 pada awal masa tugasnya, masih pandemi berat saat itu, saya menyampaikan bahwa di setiap kesulitan, bahwa di setiap tantangan pasti ada peluang. Jangan pesimis. Titipan saya saat itu, saya ingat, jangan pesimis.

 

Kemudian 10 bulan berselang, pandemi masih ada, ada perang, ada krisis pangan, ada krisis energi, ada krisis keuangan, tetapi kita patut bersyukur Indonesia di kuartal II masih tumbuh 5,44 persen. Dan, di kuartal III, kita tumbuh lebih kuat lagi di 5,72 persen. Inflasi juga bisa kita kelola di angka, di September karena kenaikan harga BBM, naik menjadi 5,9 persen, tetapi di bulan Oktober inflasi kita sudah bisa turun lagi di angka 5,7 persen. Managing Director dari IMF menyampaikan, Kristalina menyampaikan, bahwa Indonesia menjadi salah satu titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia.

 

Oleh sebab itu, perlu strategi besar, yang sudah sering saya sampaikan, itu secara konsisten terus kita jalankan. Yang pertama, hilirisasi, industrialisasi bahan-bahan mentah yang kita miliki memang harus kita stop untuk mendapatkan nilai tambah di dalam negeri, baik yang berkaitan dengan pendapatan, baik untuk negara, baik yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja.

 

Dan, sudah kita mulai dengan nikel dalam rangka membangun sebuah ekosistem besar EV battery, baterai listrik untuk mobil listrik. Saya hanya menawarkan kepada Prime Minister Anthony Albanese, di Australia ada litium, kita punya nikel, kalau digabung itu sudah jadi baterai mobil listrik. Tapi saya minta kepada Perdana Menteri Albanese, untuk litiumnya bisa dibawa ke Indonesia saja. Kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia.

 

Yang kedua, yang berkaitan dengan ekonomi hijau. Sudah sering saya sampaikan bahwa potensi energi baru terbarukan (renewable energy) di Indonesia itu sangat besar: ada potensi 434 ribu megawatt baik dari hydropower, baik dari geotermal, baik dari solar panel, baik dari angin, baik dari tidal wave, semuanya ada. Inilah kesempatan para investor untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia membawa investasi, membawa teknologi, karena ini memerlukan uang yang tidak sedikit, untuk bersama-sama membangun ekonomi hijau di Indonesia.

 

Dan, kami telah menyiapkan di Kalimantan Utara, 30 ribu hektar lahan untuk green industrial park, yang nantinya saya yakin akan berbondong-bondong investor datang untuk membangun produk-produk hijau dari Indonesia. Karena di dekat kawasan itu ada Sungai Kayan yang bisa memproduksi energi bersih, energi hijau, sebesar 13 ribu megawatt yaitu hydropower.

 

Kemudian yang terakhir, yang berkaitan dengan digitalisasi. Saya titip, yang besar agar membawa yang kecil. Yang besar mau membesarkan usaha-usaha kecil, usaha-usaha mikro, agar mereka tidak tertinggal. Kita sudah tiga tahun ini memasukkan usaha kecil, usaha mikro, untuk masuk ke digital platform. Dan, sudah sampai saat ini, sudah ada 19 juta usaha kecil, usaha mikro, yang sudah masuk ke platform-platform digital, dari 64 juta UMKM yang kita miliki.

 

Target kita nanti di 2024, kita harapkan sudah mencapai di atas 30 juta. Artinya, yang kecil-kecil jangan ditinggal. Saya titip kepada India agar nantinya juga yang usaha-usaha kecil, usaha mikro ini, juga masih dibawa lagi, diteruskan.

 

Dan terakhir, saya mengucapkan selamat bekerja bagi Presidensi B20 India di tahun depan. Saya optimis B20 akan semakin solid dan terus berkembang.

 

Terima kasih. Selamat sore.



Sumber: https://setkab.go.id/b20-summit-indonesia-tahun-2022-14-november-2022-di-bali-nusa-dua-convention-center-kabupaten-badung-provinsi-bali/