Di depan bangkai kapal dengan berat sekitar 800 ton yang terdampar
hingga ke tengah pemukiman, Presiden dan Ibu Ani disambut Walikota
Kesennuma Shigeru Sugawara. Pemukiman di sekitar Teluk Kesennuma luluh
lantak. Sejauh mata memandang hanya terlihat reruntuhan rumah, pabrik
pengolahan ikan, dan bangunan lain yang roboh karena diterjang tsunami,
11 Maret lalu. Kesennuma merupakan salah satu kota terparah akibat
hantaman tsunami. Kerusakan semakin diperparah dengan terjadinya
kebakaran akibat tumpahan minyak selama sepekan.
Kepada Walikota Shigeru, SBY menyampaikan duka dan salam simpati dari anak-anak Indonesia, terutama anak-anak Aceh, kepada anak-anak Kesennuma dan Jepang pada umumnya. "Saya mengundang bapak walikota untuk datang ke Aceh, melihat bagaimana kami melakukan rehabilitasi setelah terjadi tsunami," kata SBY.
Dari tepi Teluk Kesennuma, Presiden dan Ibu Negara melanjutkan perjalanan menuju tempat penampungan pengungsi di Kesennuma Comunity Centre (KCC) dan lokasi dibangunnya rumah atau hunian sementara yang lokasinya berhadapan dengan KCC. Dalam perjalanan menuju KCC, terlihat banyak puing-puing bekas reruntuhan yang menyatu dengan onggokan mobil yang bertumpuk di sana-sini.
SBY adalah Presiden pertama yang datang meninjau Kesennuma. Dari pupulasi sekitar 73 ribuan, total jumlah korban dalam tragedi gempa dan tsunami lalu di Kesennuma adalah 1196 orang hilang dan 837 orang tewas. Sementara total jumlah WNI yang selamat di Kesennuma terdiri dari 33 WNI wanita yang bekerja di pabrik pengolahan makanan ikan, 33 orang ABK jaring, dan 7 orang ABK jaring yang merupakan pertukaran pelajar ABK dengan Pemda Jabar.
Rumah hunian sementara dengan luas 36 meter persegi ini mulai dibangun pada Mei 2011. Masing-masing hunian sementara yang berjumlah 150 buah ini terdiri dari 2 kamar tidur. Ketika meninjau hunian sementara ini, Presiden dan Ibu Ani secara khusus mendatangi rumah Mr. Suzuki. Presiden dan Ibu Ani mengucapkan keprihatinannya sekaligus terima kasih atas apa yang ia lakukan terkait budaya Bali.
Mr. Suzuki adalah anggota HIPMI Jepang yang secara rutin setiap tahun sejak tahun 2000 menggelar parade budaya Bali pada setiap event Minato Matsuri (Festival Pelabuhan) setiap akhir Juli atau awal Agustus di Kesennuma. Mereka mengenal parade Bali ini karena kapal nelayan mereka berlayar ke Samudera Pasifik dan mengisi bahan bakar di Benoa, Bali.
Usai mengunjungi rumah Suzuki, SBY dan Ibu Ani berjalan kaki menuju KCC untuk bertemu dengan pengungsi yang belum mendapatkan rumah hunian sementara. Di KCC, Kepala Negara menulis di sebuah pigura besar yang berisi pesan pemberi semangat, dan juga menandatangani plakat mengenai bantuan Indonesia kepada Jepang. Sementara itu, Menlu Marty Natalegawa mewakili pemerintah Indonesia menyerahkan bantuan senilai US 2 juta dollar dan token/tanda persahabatan antara Indonesia-Jepang.
Presiden SBY dan Ibu Ani datang ke bekas lokasi tsunami ditemani oleh Menlu Jepang Takeaki Matsumoto. Mendampingi Presiden dalam peninjauan itu antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menlu Marty Natalegawa, Menperin MS. Hidayat, Seskab Dipo Alam, anggota Wantimpres Ginandjar Kartasasmita, Dubes RI untuk Jepang M. Luthfie, dan Kepala BKPM Gita Wirjawan. (yun/har)
Kepada Walikota Shigeru, SBY menyampaikan duka dan salam simpati dari anak-anak Indonesia, terutama anak-anak Aceh, kepada anak-anak Kesennuma dan Jepang pada umumnya. "Saya mengundang bapak walikota untuk datang ke Aceh, melihat bagaimana kami melakukan rehabilitasi setelah terjadi tsunami," kata SBY.
Dari tepi Teluk Kesennuma, Presiden dan Ibu Negara melanjutkan perjalanan menuju tempat penampungan pengungsi di Kesennuma Comunity Centre (KCC) dan lokasi dibangunnya rumah atau hunian sementara yang lokasinya berhadapan dengan KCC. Dalam perjalanan menuju KCC, terlihat banyak puing-puing bekas reruntuhan yang menyatu dengan onggokan mobil yang bertumpuk di sana-sini.
SBY adalah Presiden pertama yang datang meninjau Kesennuma. Dari pupulasi sekitar 73 ribuan, total jumlah korban dalam tragedi gempa dan tsunami lalu di Kesennuma adalah 1196 orang hilang dan 837 orang tewas. Sementara total jumlah WNI yang selamat di Kesennuma terdiri dari 33 WNI wanita yang bekerja di pabrik pengolahan makanan ikan, 33 orang ABK jaring, dan 7 orang ABK jaring yang merupakan pertukaran pelajar ABK dengan Pemda Jabar.
Rumah hunian sementara dengan luas 36 meter persegi ini mulai dibangun pada Mei 2011. Masing-masing hunian sementara yang berjumlah 150 buah ini terdiri dari 2 kamar tidur. Ketika meninjau hunian sementara ini, Presiden dan Ibu Ani secara khusus mendatangi rumah Mr. Suzuki. Presiden dan Ibu Ani mengucapkan keprihatinannya sekaligus terima kasih atas apa yang ia lakukan terkait budaya Bali.
Mr. Suzuki adalah anggota HIPMI Jepang yang secara rutin setiap tahun sejak tahun 2000 menggelar parade budaya Bali pada setiap event Minato Matsuri (Festival Pelabuhan) setiap akhir Juli atau awal Agustus di Kesennuma. Mereka mengenal parade Bali ini karena kapal nelayan mereka berlayar ke Samudera Pasifik dan mengisi bahan bakar di Benoa, Bali.
Usai mengunjungi rumah Suzuki, SBY dan Ibu Ani berjalan kaki menuju KCC untuk bertemu dengan pengungsi yang belum mendapatkan rumah hunian sementara. Di KCC, Kepala Negara menulis di sebuah pigura besar yang berisi pesan pemberi semangat, dan juga menandatangani plakat mengenai bantuan Indonesia kepada Jepang. Sementara itu, Menlu Marty Natalegawa mewakili pemerintah Indonesia menyerahkan bantuan senilai US 2 juta dollar dan token/tanda persahabatan antara Indonesia-Jepang.
Presiden SBY dan Ibu Ani datang ke bekas lokasi tsunami ditemani oleh Menlu Jepang Takeaki Matsumoto. Mendampingi Presiden dalam peninjauan itu antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menlu Marty Natalegawa, Menperin MS. Hidayat, Seskab Dipo Alam, anggota Wantimpres Ginandjar Kartasasmita, Dubes RI untuk Jepang M. Luthfie, dan Kepala BKPM Gita Wirjawan. (yun/har)
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
http://www.presidenri.go.id
Â
Â
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?