"Mengembangkan tajdid sesungguhnya merupakan bagian dari misi Islam yang maju dan tumbuh berkembang dalam menjawab tantangan zaman," kata Presiden dalam sambutan Peringatan Nuzulul Quran 1431 Hijiriah'di Istana Negara, Kamis (26/8) malam.
Dalam suasana dan semangat beribadah di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, SBY juga mengajak untuk meningkatkan keberpihakan kepada kaum dhuafa. "Keberpihakan itu dapat kita wujudkan melalui bantuan-bantuan sosial bagi yang memerlukan, termasuk kesadaran membayar zakat, infaq, dan shadaqah kepada badan amil zakat di lingkungan masing-masing," ujar SBY.
Kepala Negara juga mengajak segenap komponen bangsa untuk terus menciptakan kehidupan keagamaan yang teduh dan damai. "Kehidupan keagamaan yang mengedepankan kebersamaan daripada memperuncing perbedaan. Kehidupan keagamaan yang meminimalkan penyakit moral dan sosial, yang merusak keselamatan bersama," Presiden SBY menambahkan.
Presiden menegaskan kembali bahwa setiap individu di negeri ini memiliki kemerdekaan untuk menjalankan agama dan kepercayaannya. Karena itu, tidak boleh ada satu pihak yang memaksakan kehendaknya kepada pihak lain, apalagi dengan cara kekerasan.
"Mari kita tingkatkan kerukunan dan toleransi, serta mari kita jauhi kekerasan. Mari kita lindungi dan ayomi kelompok-kelompok minoritas, baik dari segi keagamaan maupun identitas sosial lainnya. Mari kita bangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi kokohnya kerukunan antar umat beragama," SBY menandaskan.
Diakhir sambutannya SBY mengajak kaum muslimin dan seluruh rakyat Indonesia untuk terus menjaga akhlak dan budi pekerti kita semua. "Islam sangat mengedepankan pentingnya akhlak, moral, kesalehan, dan budi pekerti. Mahmud Al-Mishri, penulis Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, mengatakan akhlak mulia Muhammad-lah, dan bukannya pedang, yang menyebabkan umat Islam berjaya dan mampu menyingkirkan segala penghalang," ujar Presiden. (dit)
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2010/08/26/5809.html