Di awal pengantarnya, Presiden mengatakan Raker kali ini berbeda dengan rapat-rapat sebelumnya. Bedanya, setiap Raker yang definitif, dan kemudian dihilangkan hal-hal yang bersifat seremonial. Ada output, dan dua rapat kerja terakhir diakhiri dengan Instruksi Presiden.
"Kita ingin instruksi Presiden tidak lagi bersifat top-down, tetapi dalam prosesnya juga disumbang oleh para gubernur dan pimpinan DPRD manakala menyangkut kepentingan yang menyeluruh baik pusat maupun daerah," ujar SBY.
Raker pertama, pada Februari 2010 di Istana Cipanas, menghasilkan Inpres tentang prioritas pembangunan tahun 2010. Raker kedua di Tampaksiring, April 2010, menghasilkan Inpres yang berkaitan dengan program keadilan untuk semua. Serta langkah pembangunan ekonomi pasca krisis finansial global.
Presiden menjelaskan bahwa Raker di Bogor kali ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, hasil evaluasi yang dijalankan menyangkut efektivitas pembangunan di seluruh tanah air termasuk penggunaan anggaran negara. Kedua, dimilikinya peluang yang lebih baik untuk membangun ekonomi Indonesia meskipun pada 2008-2009 Indonesia terkena dampak krisis global.
"Dengan rapat kerja ini, diharapkan kita bisa melakukan perbaikan dan penyempurnaan dari apa yang kita lakukan dengan tidak menyiakan-nyiakan peluang," kata Presiden.
Dalam kesempatan kali ini, Kepala Negara juga menyinggung tentang pidato kenegaraan yang akan disampaikan pada 16 Agustus 2010 di DPR. Dalam pidatonya, Presiden akan membahas lebih lanjut mengenai elaborasi reformasi gelombang tahap kedua dalam 10 tahun ke depan.
Terkait sistem pemilihan kepala daerah, SBY mengingatkan, meskipun pemilihan dilaksanakan secara langsung, tidak berarti meniadakan dua hal yang selama ini menjadi acuan pemerintahan, yaitu sistem negara kesatuan dan juga Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan.
"Kita ingin semua ajajaran pemerintah, termasuk jajaran kabupaten dan kota, dapat menjalankan tugasnya secara efektif, dan anggaran negara pun dapat digunakan dengan efektif," ujar Presiden.
Kepala Negara juga menjelaskan tentang faktor atau alasan dipilihnya 4 agenda utama dalam Retreat dua hari ini. Faktornya adalah setiap kunjungan ke daerah, Presiden selalu mendapat masukan dari gubernur, bupati, walikota, pakar, dan akademisi.
"Bagaimana membuat pemerintahan kita ini di pusat dan di daerah benar-benar dapat berlangsung makin efektif," ujar SBY. Selain itu, Presiden juga mendengar umpan balik dari investor dan dunia usaha, dalam maupun luar negeri, menyangkut iklim investasi dan usaha di pusat dan daerah.
Terlihat hadir para Menteri KIB II, diantaranya Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendagri Gamawan Fauzi, Menkeu Agus Martowardojo, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menbudpar Jero Wacik, dan Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.
Hadir pula sejumlah gubernur dari berbagai provinsi, diantaranya Gubernur DKI Fauzi Bowo, Gubernur Jabar Ahmad Heriawan, Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, dan Gubernur Papua Barnabas Suebu. (yun)
Sumber:
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2010/08/05/5738.html