Sejumlah konflik di tanah air umumnya muncul pasca reformasi, berkaitan dengan benturan antaridentitas. “Hal ini sejalan dengan demokratisasi dan kebebasan yang makin mekar,� kata Presiden di hadapan peserta simposium yang diselenggarakan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dengan tema ‘Resolusi Konflik’ itu.
Kelima pilar itu adalah, pertama, mencegah konflik. “Hal ini yang paling murah dan baik apabila berusaha tidak membiarkan hal sekecil apa pun terkait dengan identitas.
Kedua, menyelesaikan konflik secara damai sebab penyelesaian dengan pengerahan militer bukan cara yang tepat dan bermartabat, dan hampir pasti banyak jatuh korban. Pilar ketiga, tidak ada negosiasi tanpa memberi dan menerima. atau dengan kata lain kompromi. Pilar keempat adalah leadership atau kepemimpinan. Kelima, manajemen pasca konflik.
"Akar konflik karena identitas menjadi lebih mengemuka dibanding konflik di era 50-an sampai 60-an yang diwarnai separatisme dan tidakan-tindakan mengambilalih kekuasaan," Presiden SBY menambahkan.
Menurut Presiden, Indonesia dengan penduduk 220 juta dan memiliki lebih 17 ribu pulau, etnik beragam, serta proses sejarah yang berganti-ganti, melahirkan akar konflik dengan perspektif identitas. Pascareformasi, terjadi konflik di sejumlah daerah seperti di Sampit, Ambon, Poso, Ambon, dan Aceh. Meskipun skalanya relatif kecil, tapi benturan identitas ini harus segera diselesaikan.
Secara bertahap konflik tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan situasi keamanan jauh lebih baik. “Konflik seelok-eloknya dapat dicegah, dan jika konflik terjadi dibutuhkan kemampuan mengelolanya dengan cara-cara yang tepat, adil, beradab, dan sedamai mungkin,� ujar Presiden. “Setelah berhasil menyelesaikan konflik yang berkecamuk, langkah selanjutnya pengelolaan pascakonflik. Rekonstruksi menjadi sangat penting," SBY menambahkan.
Setelah membuka Simposium Pemuda Indonesia dengan memukul gong, Presiden SBY menuliskan pesan di kanvas "Para pemuda, mari kita pelihara keamanan, persatuan, dan kerukunan di negeri ini".
Hadir pada acara ini, antara lain, Menneg Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menag Maftuch Basyuni, Seskab Sudi Silalahi, Jubir Presiden Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal. Juga Gubernur Sulteng HB Paliudju, Ketua KNPI Pusat Hasanuddin Yusuf, para Ketua DPD KNPI, dan tokoh masyarakat Sulteng.
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/04/30/1778.html