Kunjungan kenegaraan ke Inggris ini memenuhi undangan Ratu Elizabeth II. SBY merupakan Presiden RI kedua melakukan kunjungan kenegaraan kepada Ratu Elizabeth II, setelah Soeharto pada 1979.
Presiden SBY dan Ibu Ani beserta rombongan dijadwalkan tiba di London
pada pukul 18.30 waktu setempat, setelah sebelumnya transit di Dubai,
Uni Emirat Arab, untuk mengisi bahan bakar.
Karena menjadi tamu Ratu Elizabeth II, Presiden SBY dan Ibu Ani akan
menginap di Istana Buckingham. Selain bertemu Ratu Eliazabeth II dan
Pangeran Philip atau Duke of Edinburgh, SBY juga dijadwalkan bertemu
Prince of Wales Pangeran Charles, putera mahkota Kerajaan Inggris.
Direncanakan, Presiden SBY dan Ibu Ani menuju Istana Buckingham dari
Hotel Grosvenor House dengan dijemput Duke of York, Pangeran Andrew.
Selain itu, Presiden juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan PM
Inggris David Cameron. Kedua kepala pemerintahan pernah bertemu di
Jakarta pada April lalu. Presiden juga diagendakan melakukan pembicaraan
dengan Ketua Partai Liberal Demokrat Nick Clegg dan pemimpin oposisi Ed
Miliband.
Kepala Negara juga akan menghadiri pertemuan High Level Panel (HLP) on
the Post-2015 Development Agenda. SBY, bersama Cameron dan Presiden
Liberia Ellen Johnson Sirleaf, merupakan ketua bersama (co-chairs) HLP ini. Pertemuan HLP ini merupakan kedua setelah di New York, September kemarin, di sela-sela Sidang ke-67 Majelis Umum PBB.
Pada 3 Oktober pagi waktu London, Presiden SBY dan Ibu Ani dijadwalkan
meninggalkan Inggris untuk menuju Vientiane, ibukota Laos. Kunjungan
kenegaraan ini memenuhi undangan Presiden Laos Choummaly Sayasone dan
menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ke-9 Asia-Europe Meeting (ASEM).
Presiden SBY dan Ibu Ani dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada Selasa
(9/11) sore. Menyertai Presiden dalam rangkaian kunjungan kenegaraan
ini, antara lain, Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi,
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menperin
MS Hidayat, Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Patiwisata dan Ekonomi
Kreatif Mari E Pangestu, dan Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul
Tanjung. (har)
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2012/10/30/8432.html