Dalam diskusi tersebut, Presiden SBY mengatakan pentingnya kesadaran dan aksi global untuk menyelamatkan bumi. SBY juga mengatakan bahwa dalam pidatonya dalam pertemuan GNB di Kuba tahun lalu, ia menyampaikan kepada negara maju untuk memikirkan kesejahteraan global dengan membuka luas pasarnya terhadap produk-produk negara berkembang, utamanya produk pertanian. �Walaupun saya tahu ini tidak mudah. Minggu lalu di Jakarta baru saja ada konferensi WTO pada tingkat menteri, saya menyampaikan bagaimana tarik-menarik antara Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, katakanlah dengan negara berkembang atau kurang berkembang,� ujar Presiden
Pada pertemuan GNB di Kuba itu pula, Presiden SBY juga menyampaikan agar negara maju lebih banyak lagi berinvestasi agar ekonomi negara berkembang tumbuh. Selain itu negara maju harus memikirkan negara miskin yang tidak bisa membayar utang. Kemudian, negara maju perlu memikirkan transfer teknologi, di sisi pihak lain negara berkembang harus menjaga lingkungannya, serta melakukan pemerintahan yang bersih supaya tujuan bisa tercapai
“Mari kita tingkatkan pendidikan agar transfer teknologi betul-betul berjalan efektif dan kita memperbaiki iklim investasi. Apabila negara maju melakukan semuanya itu, demikian juga negara berkembang melakukan hal yang sama, maka akan ada kolaborasi global, satu kerjasama untuk mengatasi masalah-masalah global atau masalah-masalah bersama,� kata Presiden.
Menurut SBY, Indonesia sangat berkomitmen untuk betul-betul ke depan ini membangun ekonomi yang tidak mengabaikan kelestarian lingkungan. Selain itu kebijakan fiskal yang dijalankan sekarang ini sesunguhnya memberikan atensi yang tidak kecil untuk kelestarian lingkungan. Biaya penghijauan yang jumlahnya tidak sedikit difokuskan untuk membangun ketahanan lingkungan hidup. �Tetapi masalah luas wilayah Indonesia, beban ekonomi --yang juga dialami negara berkembang lainnya-- tidak memungkinkan untuk memikul sendiri kewajiban untuk menyelamatkan bumi kita," SBY menambahkan seraya mengajak negara maju untuk sharing dalam pembiayaan pelestarian lingkungan hidup tersebut.
Dalam pemaparannya, pada intinya Nicholas Stern mengatakan bahwa pemanasan global adalah masalah global yang harus diatasi bersama. �Kita harus berkolaborasi untuk mengambil setiap langkah mengatasi pemanasan global,� ujarnya. Selain itu, dunia juga harus melakukan suatu aksi untuk mengatasi pemanasan global secara bersama, kebijakan yang diambil harus sifatnya internasional atau menyeluruh.
Dalam diskusi itu, tampak hadir, diantaranya Menko Perekonomian Boediono, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menbudpar Jero Wacik, Menkop dan UKM Surya Darma Ali, Meneg Pemberdayaan Daerah Tertinggal Syaifullah Jusuf, Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Mentan Anton Apriyantono, Kepala BKPM M.Luthfi, serta jubir Presiden Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal.
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/03/26/1671.html