Boston: Kita bisa melakukan hal-hal besar dengan kerjasama dan bersatu. Inilah salah satu peljaran yang bisa dipetik dari kunjungan ke Presidential Library and Museum John Fitzgerald Kennedy (JFK) di Boston, Minggu (27/9? siang waktu setempat atau Senin (28/9) dinihari di Indoesia. "Bagaimana dia, dalam konteks kondisi dunia ketika itu, membuat perubahan global adalah sesuatu yang luar biasa," kata Presiden Susllo Bambang Yudhoyono, tentang kesan kunjungannya ke Museum JFK.
JFK menjadi presiden hanya tiga tahun, setelah sebelumnya sebagai Senator dari negara bagian Massachusetts. Ketika dilantik menjadi presiden AS ke-35 pada 20 Januari 1961, usianya baru 43 tahun --merupakan presiden AS termuda dalam sejarah 'Negeri Paman Sam'. Pada 22 November 1963, JFK tewas ditembak dan Amerika menangis.
Film rekaman aksi penembakan dan perjalanan hidup serta pikiran-pikiran JFK bisa dilihat di dalam museum yang dibangun tahun 1979 itu. Dalam kunjungannya ke Museum dan Perpustakaan Kepresidenan JFK, pukul 14.00 waktu setempat, Presiden SBY dan Ibu Ani sempat berkeliling ke seluruh ruangan.
Sejarah mencatat, JFK mendirikan Peace Corp yang mengirimkan relawan AS untuk membuka komunikasi dengan dunia ketiga dan membantu meningkatkan taraf hidup dan saling memahami antara dunia ketiga dan AS. Langkah ini merupakan terobosan dalam konteks masa itu. JFK juga meletakkan dasar bagi proyek peluncuran manusia ke bulan dan angkasa raya.
Pelajaran yang bisa kita petik dari kunjungan ini, kata Presiden SBY, ketegaran untuk membangun bangsa agar menjadi besar dalam situasi apapun. "Kita juga bisa melakukan hal-hal yang besar asal bersatu dan saling bekerjasama," kata SBY.
Perjuangan JFK lainnya yang bisa kita ambil sebagai pelajaran adalah usahanya menghapus diskriminasi. "Dalam konteks Indonesia, tantangan kita adalah menghapus diskriminasi, berupa perbedaan etnis, budaya, dan lain-lain. Tantangan inilah yang harus selalu kita perjuangkan," ujar Presiden SBY.
Dalam kunjnungan ke Museum dan Perpustakaan Kepresidenan JFK ini, Presiden didampingi Mendag Mari E.Pangestu, Seskab Sudi Silalahi, Kepala BPN Joyo Winoto, dan Dubes Indonesia untuk AS Sudjadnan Poerwohadiningrat.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/09/28/4691.html
JFK menjadi presiden hanya tiga tahun, setelah sebelumnya sebagai Senator dari negara bagian Massachusetts. Ketika dilantik menjadi presiden AS ke-35 pada 20 Januari 1961, usianya baru 43 tahun --merupakan presiden AS termuda dalam sejarah 'Negeri Paman Sam'. Pada 22 November 1963, JFK tewas ditembak dan Amerika menangis.
Film rekaman aksi penembakan dan perjalanan hidup serta pikiran-pikiran JFK bisa dilihat di dalam museum yang dibangun tahun 1979 itu. Dalam kunjungannya ke Museum dan Perpustakaan Kepresidenan JFK, pukul 14.00 waktu setempat, Presiden SBY dan Ibu Ani sempat berkeliling ke seluruh ruangan.
Sejarah mencatat, JFK mendirikan Peace Corp yang mengirimkan relawan AS untuk membuka komunikasi dengan dunia ketiga dan membantu meningkatkan taraf hidup dan saling memahami antara dunia ketiga dan AS. Langkah ini merupakan terobosan dalam konteks masa itu. JFK juga meletakkan dasar bagi proyek peluncuran manusia ke bulan dan angkasa raya.
Pelajaran yang bisa kita petik dari kunjungan ini, kata Presiden SBY, ketegaran untuk membangun bangsa agar menjadi besar dalam situasi apapun. "Kita juga bisa melakukan hal-hal yang besar asal bersatu dan saling bekerjasama," kata SBY.
Perjuangan JFK lainnya yang bisa kita ambil sebagai pelajaran adalah usahanya menghapus diskriminasi. "Dalam konteks Indonesia, tantangan kita adalah menghapus diskriminasi, berupa perbedaan etnis, budaya, dan lain-lain. Tantangan inilah yang harus selalu kita perjuangkan," ujar Presiden SBY.
Dalam kunjnungan ke Museum dan Perpustakaan Kepresidenan JFK ini, Presiden didampingi Mendag Mari E.Pangestu, Seskab Sudi Silalahi, Kepala BPN Joyo Winoto, dan Dubes Indonesia untuk AS Sudjadnan Poerwohadiningrat.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/09/28/4691.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?