Jakarta; Tidak ada niatan untuk membuat album untuk lagu-lagu ciptaannya, apalagi meluncurkan secara formal. Empat lagu yang diciptakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006 lalu tersimpan begitu saja sampai suatu saat Bung Dharma Oratmangun dan teman-teman yang lain menganggap lagu-lagu SBY perlu direkam di studio. "Suatu saat lagu yang telah direkam diperdengarkan kepada saya. Lagu yang saya tulis secara sederhana kok menjadi indah," kata SBY dalam pidatonya saat menghadiri Malam Hak Cipta dan Peluncuran Album Lagu karyanya di Hall D1 JIExpo Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Minggu (28/9) petang.
Singkat kata, akhirnya lagu-lagu ciptaan SBY tersebut direkam dan dikaitkan dengan penggalakan perlindungan hak cipta untuk mengembangkan ekonomi kreatif. SBY menyimpulkan bahwa masa depan ekonomi kreatif Indonesia gemilang. "Indonesia terus menggalakkan dan mengembangkan tumbuhnya ekonomi kreatif, ekonomi berbasiskan budaya, ekonomi warisan dan ekonomi lingkungan yang menjadi ciri ekonomi gelombang keempat. Mari kita bangun tatanan baru, peradaban baru yang adil agar ekonomi kreatif berkembang lebih pesat lagi sejalan dengan pemenuhan bagi mereka yang menciptakannya yang sekaligus dikaitkan dengan nilai ekonomi," ujar SBY.
Tahun lalu melalui keputusan Presiden telah dikukuhkan tim nasional penanggulangan pelanggaran hak cipta. "Tentu bukan hanya aspek penegakan hukum yang dikedepankan, namun lebih dari itu pendekatan budaya, sosial, dan ekonomi juga harus menyertai ekonomi kreatif yang sama-sama kita kembangkan. Kita juga ingin menata segalanya secara adil. Kalau ada royalti tentu terbagi secara adil bagi sang pencipta, musisi, dan produsen," lanjutnya.
Setiap orang punya hobi. Ada presiden yang hobi membuat puisi seperti Presiden India, Yang Dipertuan Agong Malaysia hobi menunggang kuda, dan Perdana Menteri Selandia Baru hobi naik gunung. "Kebetulan hobi saya adalah bermusik," ujar SBY. Lagu-lagu ciptaan saya merupakan refleksi ditengah-tengah kepadatan tugas dan mengatasi masalah yang datang silih berganti. Saat itu saya merasa perlu menata hati dan disitulah saya ingin berkomunikasi, mengekspresikan pikiran-pikiran saya sebagai manusia biasa," tambahnya.
"Satu lagu biasanya butuh waktu satu setengah sampai dua setengah jam untuk mencocokkan, kemudian hari berikutnya saya tata lagi. Dua sampai empat hari terciptalah satu lagu. Mudah-mudahan bisa menjadi milik kita bersama dan milik ekonomi kreatif Indonesia," seru SBY.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/10/28/2357.html