Menurut Presiden SBY, kunjungan Habibie ini adalah hal biasa dilakukan selaku mantan presiden. Habibie selalu memberikan dorongan moral (moral force) soal bagaimana mengelola permasalahan pemerintahan dan kenegaraan sebaik-baiknya. â€Bukan untuk memberikan endorsement tapi memberikan moril support, pandangan, nasihat kepada saya selaku presiden yang sedang mengemban tugas agar jalannya demokrasi, proses politik, termasuk pemilu, ini berjalan dengan baik,†ujar SBY, usai melepas Habibie di teras depan Kantor Kepresidenan .
Selain itu, lanjut Presiden SBY, Habibie selalu peduli masalah-masalah internasional, dimana kepentingan Indonesia juga ada dalam kepentingan internasional. â€Beliau selalu menyampaikan isu-isu global dan kami juga bertukar pikiran soal isu-isu global itu, apa yang bisa diperankan oleh Indonesia,†Presiden SBY menambahkan.
Dalam pertemuan itu juga dibahas soal pemilu legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden. Habibie pada prinsipnya memberikan dorongan agar semuanya berlangsung dengan baik. â€Ini bukan endorsement kepada saya, bukan! Beliau berharap semua bisa dikelola dengan baik dan justru beliau mengangkat pentingnya semacam GBHN pada era Pak Harto dulu. Saya sampaikan pada beliau, menurut UU yang terbit pada tahun 2007 kita pun sesungguhnya punya Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional 2005 -2025 yang wajib hukumnya bagi calon presiden dan wakil presiden untuk mempedomani RPJPN, khususnya pembangunan lima tahunan pada saat pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan. Contohnya, para capres nanti mesti menyusun visi dan misi itu sesuai dengan RJP 2010-2015,†Presiden menjelaskan.
Ketika menerima BJ Habibie, Presiden SBY didampingi Mensesneg Hatta Rajasa dan Seskab Sudi Silalahi.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/04/20/4223.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?