Menurut Ban Ki-moon, sebagaimana dikutip Antara, penghargaan ini diberikan atas keberhasilan Indonesia meningkatkan kesadaran pentingnya pencegahan bencana serta mengimplementasikannya ke dalam kebijakan nasional yang efektif. Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi masyarakat internasional untuk mencontoh keberhasilan Indonesia.
Presiden SBY yang sedang berada di Bali untuk membuka Konferensi Internasional tentang Suap dalam Transaksi Bisnis hanya mengirimkan pesan melalui video. Presiden menilai penghargaan ini sebagai pengakuan dari tekad dan kerja keras seluruh bangsa Indonesia dalam menanggapi tantangan bencana alam.
Indonesia, lanjut SBY dalam pesan video tersebut, merupakan negara yang rentan terhadap bencana alam. Oleh karena itu, menghadapi bencana telah menjadi pola pikir nasional yang sudah tertanam. "Jika ada sesuatu yang baru dalam strategi jangka pendek, menengah dan panjang, maka pembangunan jangka panjang itu adalah pengurangan risiko bencana," Presiden menjelaskan.
Sejak tahun 2007 Indonesia telah memiliki undang-undang yang membuat pengurangan risiko bencana merupakan faktor wajib dalam semua pengembangan pabrik, bangunan, prasarana, kantor, sekolah, rumah, dan lainnya. Manajemen bencana adalah salah satu prioritas utama pemerintah.
Dalam kesempatan terpisah, Seskab Dipo Alam menyebut Global Champion for Disaster Risk Reduction merupakan penghargaan pertama PBB di bidang ini dan Presiden SBY adalah tokoh pertama yang mendapatkannya. "Penghargaan ini merupakan pengakuan PBB atas kepemimpinan Presiden SBY dalam menangani program dan pelaksanaan penanggulangan bencana alam," kata Dipo.
Ban Ki-moon mengumumkan pemberian penghargaan tersebut di hadapan delegasi dari 82 negara peserta Sidang ke-3 Global Platform for Disaster Risk Reduction. Hadir, antara lain, Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati. Indonesia sendiri diwakili Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO, dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa, Triansyah Djani, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif.
Sidang ini merupakan pertemuan dua tahunan dan menjadi forum tingkat tinggi dalam kerangka PBB yang membahas mengenai pencegahan dan penanganan bencana. (har)
Sumber:
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2011/05/11/6786.html