Selain meresmikan gedung Herbarium Bogoriense, Presiden SBY juga menutup secara resmi Tahun Indonesia untuk Ilmu Pengetahuan, dan melepas tim ekspedisi Widya Nusantara ke pulau Waigeo. Tim ini akan melakukan penelitian integratif yang mencakup berbagai disiplin, dengan harapan dapat menghasilkan temuan-temuan baru untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Tahun Indonesia untuk Ilmu Pengetahuan dideklarasikan Presiden SBY tanggal 27 Oktober 2005 lalu, di Silang Monas.
Kepala LIPI Prof. Dr. Umar Anggara Jenie, dalam laporannya mengatakan bahwa gedung Herbarium Bogoriense adalah herbarium yang memiliki koleksi terlengkap dan tertua di Asia Tenggara, atau nomor 3 terbesar di seluruh dunia. "Gedung yang sekarang berusia sekitar 164 tahun ini mempunyai arti penting dalam dunia ilmu pengetahuan, baik dalam maupun luar negeri, karena mempresentasikan kekayaan dan keanekaragaman hayati Indonesia baik yang berupa flora, khususnya flora tropika Indonesia," kata Umar. Ditambahkan, Herbarium Bogoriense memiliki koleksi mencapai lebih dari 2 juta spesimen.
Pembangunan Herbarium Bogoriense adalah sumbangan dari pemerintah dan rakyat Jepang. Wakil Duta Besar Jepang Satoru Sato mengatakan, pemerintahnya sangat senang dapat menjalin kerja sama dengan Indonesia. Diharapkan, dengan adanya pembangunan gedung Herbarium Bogoriense ini dapat memperkuat hubungan antara Jepang dengan indonesia.
Dalam rangkaian peresmian gedung Herbarium Bogoriense ini, Presiden SBY bersama Ibu Ani menanam 2 jenis tanaman langka, yaitu jamur mawar atau Syzgium jambos yang ditanam Presiden SBY, sedangkan Ibu Ani menanam anggrek raksasa Yrammatophyslum sceciosum BL. Usai menanam 2 jenis tanaman langka itu, Presiden, Ibu Ani beserta rombongan meninjau lokasi penelitian dan koleksi-koleksi yang ada dalam pameran tersebut.
Kepada para ilmuwan dan para peneliti, Presiden SBY berpesan untuk melakukan inovasi yang cerdas, dan memberikan solusi-solusi atas permasalahan yang dihadapi bersama dan bahkan yang dihadapi manusia sejagat. "Saya yakin, para peneliti yang cerdas akan dapat melakukan sesuatu yang sangat berguna bagi bangsa, negara dan dunia," kata Presiden.
Gedung Herbarium Bogoriense LIPI menempati lahan seluas 4,8 hektar, dengan total luas bangunan 11.331 M2, terdiri dari 4 blok yaitu laboratorium penelitian mikrobiologi, laboratorium penelitian botani, gedung Herbarium Bogoriense dan fasilitas administrasi. Layout dan design dengan standar laboratorium internasional ini dikerjakan oleh pihak jepang, dibantu oleh para peneliti PUSLIP biologi LIPI sebagai pengguna gedung.
Sumber :
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/05/23/1860.html