Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap agar Provinsi DKI Jakarta dikembangkan secara konseptual, terencana, dan terpadu. Konseptual berarti mengacu pada konsep-konsep yang ada di Indonesia. Terencana meliputi perencanaan jangka menengah dan jangka panjang yang akan dipersiapkan untuk Provinsi DKI Jakarta dan masyarakatnya. Terpadu adalah keselarasan dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonomi yang ada di sekitar DKI Jakarta.
Arahan tersebut disampaikan Presiden SBY saat menerima Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru dilantik, Fauzi Bowo dan Prijanto di Kantor Presiden, Rabu (10/10) pagi. Hadir mendampingi Presiden SBY adalah Menko Polhukkam Widodo A.S., Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menko Perekonomian Boediono, Mensesneg Hatta Rajasa, Seskab Sudi Silalahi, dan Mendagri Mardiyanto.
Kedatangan Foke, panggilan akrab Fauzi Bowo, dan Prijanto ini selain melaporkan tentang proses pelantikan keduanya hari Minggu (7/10) lalu, juga melaporkan rencana kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di DKI Jakarta. �Saya tadi melaporkan persiapan Ibukota Jakarta menjelang Idul Fitri,� kata Foke usai diterima SBY. �Kami akan bekerja keras untuk membuat Idul Fitri 1428 H menjadi hari raya yang nyaman bagi warga Jakarta, baik bagi yang akan berangkat ke kampung halamannya maupun bagi yang tetap tinggal disini. Menyangkut kepentingan ekonomi, kepentingan keamanan dan ketertiban, serta kepentingan layanan publik yang dibutuhkan masyarakat selama lebaran, itu semua sudah kami komunikasikan dengan warga. Pemerintah DKI akan siap selama 24 jam untuk melayani masyarakat termasuk pada hari Raya Idul Fitri meskipun libur nasional,� lanjutnya.
�Kepada kami, Presiden meminta diperhatikan beberapa hal yang menjadi keluhan masyarakat seperti kemacetan. Perlu ada terobosan-terobosan jangka pendek yang sekaligus juga menunjukkan bahwa ada keseriusan dan upaya sungguh-sungguh dari pemerintah DKI untuk mencari terobosan dan penyelesaian kemacetan yang ada,� ujar Foke. �Begitu juga mengenai banjir. Kita tentu berharap agar banjir yang dialami masyarakat Jakarta tidak berulang, tetapi perlu langkah terobosan. Tadi kami melaporkan bahwa untuk mengatasi musibah banjir yang sementara pasti belum dapat diatasi secara menyeluruh, kita akan melakukan persiapan-persiapan yang lebih cermat dan lebih rinci yang melibatkan masyarakat dalam menyusun persiapan tersebut sejak awal,� tambahnya.
Presiden SBY juga memberikan pengarahan mengenai bagaimana Pemprov DKI mengatasi pengangguran dan kemiskinan. �Pemprov DKI mempunyai konsep untuk menjamin laju pertumbuhan ekonomi agar tetap konstan, bahkan kalau memungkin dapat lebih tinggi. Dengan demikian trigger down effectnya itu akan menciptakan lapangan kerja baru, tidak hanya dalam arti kwantitatif, tetapi juga kualitatif. Kita juga punya rencana mengembangkan kawasan ekonomi tertentu. Memang ada beberapa opsi mengenai kawasan ini yang perlu kita pelajari, diantaranya adalah mengembangkan kawasan Marunda di Jakarta Utara karena Marunda memiliki akses yang lumayan dan pengembangan aksesibilitas disana cukup baik, ditambah pula dengan adanya akses pelabuhan. Diharapkan dengan adanya kawasan ekonomi khusus itu, pertumbuhan ekonomi dapat lebih dipacu,� Foke menjelaskan.
Selanjutnya, Presiden SBY mengingatkan bahwa masih banyak miskin kota dan kejahatan di jalan yang perlu dapat perhatian. �Kejahatan di jalan tentu ada hubungannya dengan tingkat kesejahteraan yang sementara ini masih terkendala. Namun yang kita perlukan adalah koordinasi yang lebih baik dengan aparat-aparat kemanan lainnya khusunya Polda Metro Jaya dalam menekan angka kriminalitas,� ujar Foke.
Presiden SBY juga menyambut baik upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, good governance, yang dimulai dari upaya transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/10/10/2310.html