SBY Undang Karyawan PLN Minum Teh di Istana

 
bagikan berita ke :

Kamis, 29 Juli 2010
Di baca 987 kali

Undangan disampaikan kepala negara di hadapan ratusan pegawai PLN yang menghadiri Gerakan Indonesia Bebas Pemadaman Bergilir di halaman Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat, Mataram, Selasa (27/7). Peluncuran Gerakan Indonesia Bebas Pemadaman Listrik Bergilir dilakukan di Nusa Tenggara Barat karena provinsi tersebut merupakan daerah terakhir dilakukan pemadaman listrik bergilir.

"Kepada Dahlan Iskan (direktur utama PLN) dan karyawan PLN yang upayanya luar biasa, saya boleh undang minum teh bersama di Istana. Saya ingin mengucapkan terima kasih," kata Presiden disambut tepuk tangan hadirin.

Presiden SBY pun memuji Dahlan Iskan yang sanggup menyelesaikan masalah pemadaman listrik bergilir di sejumlah daerah. Khusus di luar Jawa dan Bali penghentian pemadaman bergilir lebih cepat dari target yang diusulkan pemerintah, yakni semula November 2010 menjadi 30 Juni 2010.

"Saya sangat bersyukur ada pejabat negara yang haus akan tantangan dan ingin menyelesaikan dengan sungguh-sungguh," katanya.

"Saya dengar tekad Dahlan Iskan, para pemimpin dan karyawan PLN, saya terharu. Mari kita beri dukungan penuh," katanya.

Namun Presiden menyatakan akan terus memantau program tersebut pada tiga bulan mendatang. Menurut Presiden, pemadaman listrik secara bergilir mengusik rasa keadilan. "Tidak adil rasanya kalau sebagian rakyat tidak mendapatkan jasa listrik," kata Presiden.

Sebelumnya, Dahlan Iskan menceritakan upaya yang dilakukan jajaran PLN untuk mengatasi pemadaman bergilir. Pihaknya berhasil memperbaiki pembangkit listrik yang rusak parah di lebih 200 lokasi di seluruh Indonesia.

Kerusakan pembangkit terparah ditemukan di Belawan, Sumatera Utara yang berdaya di atas 100 megawatt. Setelah bekerja selama tiga bulan penuh, kerusakan dapat diperbaiki. "Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin bahkan datang membawakan tumpeng untuk memberikan semangat," kata Dahlan.

Di Manado, Sulawesi Utara, perbaikan mesin pembangkit tenaga air berdaya 2,9 megawatt membutuhkan Rp14 miliar yang dikerjakan perusahaan internasional. Sementara di Indonesia timur, jajaran PLN mampu memperbaiki pembangkit hanya dengan Rp1,4 miliar. Perbaikan besar juga dilakukan di 10 unit pembangkit di Nusa Tenggara Barat yang mengalami krisis listrik selama tiga kepemimpinan gubernur.

Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zainul Majdi mengatakan provinsinya sempat dinyatakan sebagai daerah darurat listrik. Pemadaman bergilir terjadi hampir setiap hari. "Sebagian masyarakat mengatakan bukan pemadaman bergilir, tapi nyalanya bergilir," katanya.

Pemadaman bergilir di sana dapat dikurangi secara bertahap sejak pertengahan Mei 2010 dan dihentikan sama sekali pada 30 Juni. Meski pemadaman bergilir sudah dapat diatasi, menurut Zainul, PLN sampai saat ini belum bisa melayani pemasangan listrik untuk pelanggan baru. Padahal jumlah daftar tunggu pelanggan baru mencapai lebih 150.000.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Darwin Zaidi Saleh mengatakan pemadaman listrik bergilir di masa lalu tidak dapat dihindari karena kebutuhan listrik beban puncak belum dapat dipenuhi. Sebagai upaya menanggulangi krisis listrik, kementeriannya dan PLN melakukan pembelian kelebihan daya dari perusahaan swasta, sewa genset, percepatan waktu pemeliharaan pembangkit dan jaringan, serta memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menghemat listrik.

Ke depan, menurut Darwin, pemerintah terus meningkatkan persentase rumah tangga yang dialiri listrik secara bertahap dari 66 persen menjadi 80 persen pada 2014. Saat ini 35 persen atau 19 juta rumah tangga di Indonesia belum teraliri listrik. Angka tersebut ditemukan sangat tinggi di wilayah Indonesia bagian timur.

(jurnalnasional.com)

 

 

http://www.setkab.go.id/index.php/berita/2010/07/28/

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0