�Selain itu, Indonesia juga sedang mempersiapkan kunjungan Presiden Ramos Horta yang rencananya akan diadakan pada awal Juni mendatang. Saat ini sedang dirundingkan tanggal yang cocok. Kita mengerti beliau akan sangat sibuk sekali untuk membentuk kabinetnya pada hari-hari sesudah pelantikannya. Namun kita telah menangkap keinginan Presiden Ramos Horta untuk menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang ia kunjungi setelah menjadi Presiden,� ujar Dino.
�Kita ingin agar kunjungan ini bukan hanya kunjungan kehormatan saja, namun juga dapat membahas hubungan bilateral antara Indonesia dan Timor Leste. Bagi Indonesia yang penting adalah kerjasama perbatasan,� jelas Dino. �Kita ingin mendorong pembicaraan mengenai perbatasan, sehingga sisa 3 persen dari perbatasan tersebut dapat diselesaikan dalam waktu dekat, � tambahnya.
Indonesia ingin agar kerjasama di perbatasan dapat ditingkatkan. �Apabila kerjasama perbatasan selesai, maka masyarakat yang tinggal di perbatasan, baik di perbatasan Indonesia maupun perbatasan Timor Leste mempunyai mekanisme yang lebih baik. Mereka dapat saling mengunjungi dan melintasi dengan berbagai kemudahan yang ada, sehingga perkembangan ekonomi dan kemasyarakatan di sekitar perbatasan dapat berlangsung dengan baik. Dari segi keamanan perbatasan juga diharapkan dapat berjalan dengan baik,� terang Dino.
Hal yang juga akan dibahas dalam pertemuan antara Presiden SBY dan Presiden Ramos Horta adalah mengenai Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP). �KKP sekarang ini sedang aktif menjalankan tugasnya. Mudah-mudahan bulan Agustus mereka dapat melaporkan kepada kedua Presiden mengenai hasil kerja mereka. Dan dari rekomendasi laporan tersebut dipelajari dan akan dibahas kedua Presiden,� lanjut Dino.
�Agenda perdagangan, ekonomi dan investasi juga akan dibahas. Presiden Ramos Horta adalah seorang internasionalis dan mempunyai banyak ide, sehingga kita menanti pertemuan tersebut untuk membahas peningkatan substasi hubungan bilateral,� ujar Dino Patti Djalal
Ramos Horta meraih 69 persen dalam pemilihan Presiden Timor Leste lalu, mengalahkan Francisco Guterres yang hanya mengumpulkan suaran sebanyak 31 persen. Secara resmi, peraih Nobel Perdamaian ini akan menjabat presiden Timor Leste pada 20 Mei 2007.
Sumber :
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/05/16/1846.html