Hal itu disampaikan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono saat membuka pameran Konstruksi Indonesia 2008 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (29/10). Presiden mengatakan, pembangunan infrastruktur merupakan sektor yang harus terus dibangun mengingat sektor ini mampu berkontribusi pada GDP hingga 6%. "Pembangunan infrastrktur juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan hampir 5%, ini jumlah yang signifikan," ujarnya.
Namun demikian, pemerintah mengakui saat ini hanya mampu menyediakan anggaran sebesar 50% dari kebutuhan pembangunan infrastruktur. Sehingga, sambung SBY, pemerintah memerlukan kerjasama dengan swasta untuk mencapai target-target pembangunan konstruksi.
Dalam kesempatan itu SBY juga mengingatkan agar jasa konstruksi Indonesia dapat bersaing baik secara nasional, regional, maupun global. "Kita punya keunggulan dan daya saing dalam sektor konstruksi, karena kualitas kita tidak kalah unggul dibanding negara lain," tegasnya.
Terkait dampak krisis yang diprediksi akan terjadi hingga tiga tahun ke depan, Presiden meminta semua pihak menyatukan energi dan langkah, lintas sektor, pemerintah, serta swasta untuk mempertahankan lapangan kerja. Antara lain dengan dijalankannya proyek-proyek infrastruktur yang dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran.
Pameran konstruksi yang akan berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh kontraktor dan pengusaha anggota Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Beberapa perusahaan peserta pameran antara lain PT Jasa Marga, PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya, dan produsen bahan bangunan.
Berdasarkan data Departemen Pekerjaan Umum jumlah kontraktor terdaftar saat ini mencapai 112.713 badan usaha. Terdiri dari skala kecil atau proyek di bawah Rp1 miliar sebanyak 101.793 badan usaha, skala menengah senilai proyek Rp1-10 miliar sebanyak 10.222 perusahaan, dan skala besar dengan nilai proyek di atas Rp 10 miliar sebanyak 698 badan usaha.
Sumber:
http://www.mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDAxNDU=