Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara (Pusdiklat Kemensetneg) menyelenggarakan Setneg Executive Leadership Forum (SELF) bertemakan Human Resource/People Management in Driving Organizational Innovation dengan menghadirkan Profesor Ian O. Williamson, Pro-Vice Chancellor and Dean of the Business School of Victoria University of Wellington, New Zealand, Jumat (22/3).
Bertempat di Ruang Sidang Kabinet Kemensetneg, Ian O. Williamson memulai pembahasan tantangan kepemimpinan di wilayah Asia Tenggara. “Ada 3 hal yang menjadi masalah spesifik di kawasan Asia Tenggara, pertama adalah kesempatan, pasar Asia Tenggara memiliki populasi 620 juta jiwa dengan ekspektasi pertumbuhan 5,1% dari tahun 2017-2021, dan diproyeksikan menjadi pasar terbesar ke empat setelah Cina, India dan USA,” ujar Ian.
Ian menilai tantangan dalam pasar Asia Tenggara adalah kekuatan lembaga, konsentrasi kepemilikan dan bagaimana mengarahkan potensi seseorang dalam bidang pekerjaan yang tepat, hal ini biasa disebut dengan talent pipeline. “Indonesia, sebagai contoh, 70 persen dari 50 perusahaan terbesar di Indonesia berdasarkan penghasilan dimiliki oleh bisnis keluarga, dan berdasarkan daftar dari Indonesia Stock Exchange 58 persen semua asset di Indonesia dikontrol oleh 10 keluarga,” lanjut Ian.
Inovasi
Menurut Ian dengan berbagai tantangan tersebut dibutuhkan sebuah cara baru untuk melakukan banyak hal, karena itu inovasi adalah jawabannya. Ian mengungkapkan bahwa inovasi bukan hanya sekedar menelurkan ide baru, tetapi tetap memanfaatkan ide tersebut untuk menciptakan proses, produk, dan pelayanan yang memiliki nilai lebih.
Kunci utamanya adalah kepemimpinan. Kemampuan pegawai akan berdampak pada penambahan inovasi, namun kepemimpinan yang tepat dapat menghasilkan inovasi yang membawa perubahan radikal. Tidak hanya dalam skala nasional seperti yang digambarkan pada pembahasan mengenai tantangan sebelumnya, tetapi juga pada skala organisasi dan lembaga seperti Kementerian Sekretariat Negara.
Kombinasi berbagai keahlian yang berbeda diperlukan untuk menciptakan dan mengimplementasikan inovasi. Setiap sektor memiliki kemampuan untuk menjadi solusi bagi masalah yang berbeda, sehingga kolaborasi bisa memecahkan keseluruhan masalah tersebut. Disinilah kepemimpinan diuji. Kemampuan mejalankan peran sebagai Talent Pipeline sangatlah diperlukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Ian menyebut kepemimpinan yang selalu mendukung terciptanya inovasi adalah bagian dari gaya kepemimpinan Transformasional Leadership. Jenis pemimpin seperti ini mampu menstimulasi pemikiran para pegawai, mampu merubah sistem dan membimbing sehingga mencapai tujuan yang lebih tinggi.
“Transformasi leadership menurut saya sangat kritikal dan fenomenal untuk generasi muda, ekspektasi untuk bisa berbicara, bisa mendorong mereka untuk menjadi lebih kreatif, transformasi kepemimpinan memberikan ruang untuk melakukan eksperimen, transformasi kepemimpinan yang tadi saya jelaskan berguna untuk generasi muda,” jelasnya.
Acara ini dihadiri oleh beberapa pejabat dan pegawai di lingkungan Lembaga Kepresidenan. (Humas Kemensetneg)