Seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana‎, selain isu terorisme, Presiden menyoroti penanganan migrasi irregular dan laut china selatan. Khusus mengenai Laut Cina Selatan (LCS), Presiden Joko Widodo menekankan bahwa perdamaian dan keamanan LCS harus tercipta dan hukum internasional harus dihormati.
Sementara itu, mengenai kebakaran hutan yang baru saja terjadi di Indonesia, Presiden menegaskan “Sebagai Presiden Republik Indonesia, saya memberikan perhatian besar pada pengendalian kebakaran hutan yang menjadi lebih buruk karena pengaruh El Nino,†ujar Presiden.
Semua upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu pemadaman darat dan udara dan telah dikerahkan lebih dari 30.000 personnel;Â modifikasi cuaca dan 325 ton garam sudah ditebar dengan menggunakan 4 unit pesawat; water bombing dimana 120 juta liter air telah disiramkan dengan menggunakan 23 unit helikopter; beberapa negara juga membantu Indonesia, termasuk Singapura dan Malaysia; dan proses hukum yang tegas telah dilakukan.
Presiden menjelaskan, bahwa ke depan, dirinya telah menyusun langkah-langkah penting, yaitu penyusunan One Map Policy; menetapkan moratorium izin pemanfaatan lahan gambut; melakukan review perizinan; serta pemulihan ekosistem gambut. “Apa yang dialami Indonesia dapat saja terjadi di Negara lain,†ucap Presiden.
Sebagai satu Asosiasi, kata Presiden, sebagai satu keluarga, dalam kondisi sulit inilah semangat kerja sama diutamakan.
Presiden mengingatkan, bahwa tahun 2015 merupakan tahun penting bagi ASEAN dimana Masyarakat ASEAN akan mulai dijalankan. “Kita akan menjadi satu masyarakat, kebersamaan harus dikedepankan dan kerja sama harus ditonjolkan,†kata Presiden.
Di saat yang sama, saat ini juga tengah menuju Masyarakat ASEAN 2025. Menuju ASEAN 2025, maka ASEAN harus mampu menjaga kesatuan dan sentralitas dimana dinamika kawasan kita akan semakin tinggi. “Tanpa kesatuan dan sentralitas ASEAN, kawasan ini akan menjadi perebutan pengaruh kekuatan besar dan ASEAN harus mampu menghadirkan perdamaian dan kestabilan kawasan,†pungkas Presiden.
ASEAN juga harus mampu menjadi organisasi yang lentur dan efisien melalui proses efisiensi pertemuan harus terus dilakukan dan mekanisme untuk tanggap secara cepat dan tepat terhadap perkembangan dunia harus diperkuat. “ASEAN harus dapat memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah dunia dan ASEAN must be part of problem solver,†kata Presiden. (Humas Kemensetneg)