Presiden SBY menjelaskan, meskipun banyak hal yang dapat dikerjasamakan, namun setidaknya ada 9 bidang kerjasama yang penting untuk disoroti. Dua yang pertama adalah infrastruktur dan transportasi. “Indonesia sedang memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik, jaringan transportasi, pelabuhan dan bandara,†ujar SBY. SBY menambahkan bahwa beberapa nota kesepahaman telah ditandatangani dalam pembangunan rel kereta api, pelabuhan, bandara dan pembangkit listrik.
Selain itu, Indonesia juga telah merevitalisasi iklim investasi untuk membangun infrastruktur oleh sektor swasta. Diantaranya, dengan merampingkan dan menyederhanakan kerangka peraturan untuk Public Partnership Project (PPP). “Kami telah menyiapkan skema penjaminan dan pembiayaan. Kami telah mengembangkan suatu dana bergulir untuk pembebasan tanah,†Presiden menjelaskan. Disamping itu, revisi hukum tanah yang akan digunakan untuk pembangunan juga akan dilakukan.
Ketiga, IT dan telekomunikasi karena IT dan sektor telekomunikasi telah tumbuh pada tingkat dua digit. “Kami juga melihat potensi untuk layanan berbasis IT dan outsourcing untuk sumber daya muda, kreatif dan terampil di Indonesia,†kata Presiden. “Saya meramalkan peluang besar bagi kemitraan di India,†Kepala Negara menambahkan.
Keempat, industri makanan, penelitian dan pengembangan. Kelima, industri energi termasuk energi terbarukan. “Pemerintah akan memberikan insentif fiskal untuk energi panas bumi dan pengembangan energi hijau,†SBY menekankan.
Keenam, industri pertambangan dimana India sudah mengimpor bijih tembaga dan mineral lain dari Indonesia. “Kami berharap bahwa dalam waktu dekat, akan ada peluang untuk mengeksplorasi dalam hal pengolahan mineral dari peleburan untuk industri besi dan baja,†ujar Presiden.
Ketujuh, mengenai kerjasama dimana Indonesia juga telah mengembangkan berbagai sektor manufaktur. India telah berinvestasi di Indonesia dalam bidanng industri sepeda motor dan kendaraan roda tiga seperti bajaj.
Kedelapan, industri kreatif, termasuk industri film. “India dan Indonesia memiliki basis budaya serupa yang kaya, yang telah menyebabkan perkembangan industri kreatif berkembang seperti film, musik, fashion, kerajinan, desain dan sebagainya,†Presiden menekankan. SBY menambahkan bahwa bidang ini cukup berpotensi untuk saling mengmbangkan kerjasama. “Kolaborasi antara musisi India dan Indonesia, perancang busana, perancang dan arsitek, dan sebagainya,†tambahnya.
Kesembilan yaitu tentang pelatihan dan pendidikan, penelitian, pengembangan dan inovasi. Kepala Negara juga berharap bahwa kedua negara dapat saling berkolaborasi dan bekerjasama.
Di akhir sambutannya, Presiden SBY berharap dukungan dan partisipasi dari pemerintah India dan komunitas bisnis India dalam mensukseskan pelaksanaan FTA ASEAN-India sehingga menjadikannya sebuah kemitraan yang komprehensif yang benar. “Saya menghargai inisiatif oleh FICCI untuk mengatur ASEAN India Business Forum dan Perdagangan Expo di New Delhi bulan Maret tahun ini,†Presiden menandaskan.
Kepala Negara juga mengharapkan kehadiran dan partisipasi India dalam acara yang akan diselenggarakan di Indonesia sepanjang tahun, termasuk World Economic Forum, pertemuan Asia Timur pada 12-13 Juni di Jakarta, dan Bisnis ASEAN dan Investment Summit pada bulan Oktober 2011 di Bali.
Dalam pertemuan bisnis tadi, Presiden SBY juga turut menyaksikan penandatanganan 18 Nota Kesepahaman Bisnis antar kedua negara yang digelar di tempat yang sama. Nota Kesepahaman yang ditandatangani antara lain pengembangan Industri Kompleks Dasar dalam Penggunaan Sumber Daya Mineral Berat, kerjasama Pembangunan Jalur Kereta Api untuk Mengirimkan Batu Bara dari Tanjung Enim ke Tanjung Api-api, dan kerjasama bidang infrastruktur antara Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus dengan pihak Reliance Infrastructure, India. (yun/osa)
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2011/01/25/6397.html