"Kita akan mengadakan semacam pra konferensi mengenai perubahan iklim," kata Ibu Ani dalam keterangan persnya, usai ratas. "Kaum perempuan menyadari bahwa akhir-akhir ini kita semua merasakan betapa perubahan iklim itu mempengaruhi kehidupan kita. Bahkan beberapa bulan yang lalu rakyat Jakarta sangat merasakan banjir besar yang merupakan salah satu akibat dari perubahan iklim," lanjutnya.
"Setiap orang sangat peduli dengan perubahan iklim, dan Indonesia mendapatkan kesempatan yang luar biasa untuk menjadi tuan rumah konferensi ini pada bulan Desember mendatang," ujar Ibu Ani kepada wartawan. "Kaum perempuan Indonesia tidak mau ketinggalan untuk mensukseskan konferensi ini dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang semuanya mengarah pada kesuksesan kegiatan di Bali," Ibu Ani menjelaskan.
Pada bulan November nanti, diantaranya akan diadakan kegiatan penanaman pohon yang akan dilakukan dari Sabang sampai Merauke, oleh kaum perempuan. "Kegiatan penanaman pohon ini akan dilakukan serentak di seluruh Indonesia tanggal 1 Desember pukul 08.00 WIB. Sekitar 10 juta pohon yang akan ditanam pada daerah kritis yang membutuhkan pohon. Kita bekerjasama dengan Menteri Kehutanan dan pemda-pemda," terangnya.
"Sifat dari kaum perempuan adalah menanam. Mereka tidak suka menebang. Jadi kalau ada illegal logging, maka itu tidak dilakukan kaum perempuan," kata Ibu Ani disambut tawa para wartawan. "Kalau tidak ada lahan tanaman, ditanam di pot. Tidak ada pot, pakai plastik, dan seterusnya. Seperti saudara ketahui, kaum perempuan di Indonesia berjumlah kira-kira 50 persen dari penduduk Indonesia. Apabila kaum perempuan ini dikumpulkan, maka akan menjadi kekuatan yang dasyat," tambahnya.
Ketua Panitia yang sudah ditunjuk untuk melakukan kegiatan pra konferensi bagi kaum perempuan adalah Dewi Motik Pramono. "Kami memohon doa restu dari seluruh rakyat Indonesia agar apa yang menjadi hajat kaum perempuan Indonesia ini dapat berjalan dengan baik," ujar Ibu Ani. Hadir pada ratas tersebut antara lain Menlu Hassan Wirajuda, Menteri Kehutanan M.S.Kaban, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meuthia Hatta, Murniati Widodo A.S, Henny Sutanto, dan Linda Gumelar.
Sumber:
http://www.presidensby.info/ibunegara/index.php/fokus/2007/10/09/311.html