Dalam acara yang diselenggarakan pada Selasa (2/11), Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan Chairil Abdini mengungkapkan selama ini bedah buku yang diselenggarakan di Kementerian Sekretariat Negara maupun Sekretariat Kabinet banyak menyoroti buku-buku teoretis soal masalah hukum, undang-undang dasar, administrasi negara, maupun kebijakan publik. Pendekatannya pun lebih terstruktur dan hanya bagian kognitif dari otak saja yang berperan dalam membaca dan menganalisisnya.  Â
Berbeda dengan sebelumnya, Kementerian Sekretariat Negara kali ini mengangkat salah satu karya sastra berjudul “Negeri Lima Menara†sebagai objek bedah buku. Menurut Chairil Abdini, novel sebagai salah satu karya sastra bisa saja menyangkut kebijakan pemerintah dalam skala yang luas. Di dalam novel “Negeri Lima Menaraâ€, ada nilai-nilai yang tidak bisa diperoleh dari dokumen-dokumen kebijakan.
“Hal-hal seperti ini hanya bisa didapatkan dari novel maupun karya sastra. Kita sulit mendapatkannya dari dokumen-dokumen kebijakan negara karena di dalam dokumen-dokumen kebijakan tidak ada sentuhan humanisnya. Yang ada, hanya formula-formula kebijakan dalam bentuk matriks dan terstruktur,†jelas Chairil Abdini.Â
Lebih lanjut, bedah buku dilanjutkan dengan pemaparan dari penulis buku “Negeri Lima Menaraâ€, Ahmad Fuadi, didampingi Kepala Bagian Perpustakaan, Arifin Hidayat, sebagai moderator. Buku “Negeri Lima Menara†termasuk buku terlaris dan telah memasuki cetakan kesepuluh. (humas)  Â
Berbeda dengan sebelumnya, Kementerian Sekretariat Negara kali ini mengangkat salah satu karya sastra berjudul “Negeri Lima Menara†sebagai objek bedah buku. Menurut Chairil Abdini, novel sebagai salah satu karya sastra bisa saja menyangkut kebijakan pemerintah dalam skala yang luas. Di dalam novel “Negeri Lima Menaraâ€, ada nilai-nilai yang tidak bisa diperoleh dari dokumen-dokumen kebijakan.
“Hal-hal seperti ini hanya bisa didapatkan dari novel maupun karya sastra. Kita sulit mendapatkannya dari dokumen-dokumen kebijakan negara karena di dalam dokumen-dokumen kebijakan tidak ada sentuhan humanisnya. Yang ada, hanya formula-formula kebijakan dalam bentuk matriks dan terstruktur,†jelas Chairil Abdini.Â
Lebih lanjut, bedah buku dilanjutkan dengan pemaparan dari penulis buku “Negeri Lima Menaraâ€, Ahmad Fuadi, didampingi Kepala Bagian Perpustakaan, Arifin Hidayat, sebagai moderator. Buku “Negeri Lima Menara†termasuk buku terlaris dan telah memasuki cetakan kesepuluh. (humas)  Â
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?