M. Hatta Rajasa menekankan empat hal dalam rapat tersebut, antara lain, meminta kepada semua pihak yang terlibat dalam persiapan forum berskala internasional ini untuk segera bergerak karena minimnya waktu. “Waktu cukup mepet, oleh sebab itu, semua bekerja harus bekerja dengan cukup ketat. Panitia inti segera bertemu dengan Bapak Presiden untuk melaporkan progress repor,†ungkap M. Hatta Rajasa.
Kedua, mengenai surat undangan Presiden yang rencananya akan dibawakan oleh utusan khusus, M. Hatta Rajasa memberikan pandangan agar Departemen Luar Negeri melakukan pendekatan kepada negara-negara sahabat guna menghemat waktu. “Bapak Presiden tetap akan membuat surat undangan tersebut. Namun, ada baiknya, Departemen Luar Negeri juga segera melakukan pendekatan secara diplomatik lewat para duta besar kita di sana untuk mendapatkan signal dari negara-negara yang akan kita undang,†papar M. Hatta Rajasa.
Hal ketiga menyangkut protokoler, M. Hatta Rajasa mengungkapkan tidak perlu khawatir tentang itu karena sudah ada protab yang mengatur. Terakhir, pihak panitia diminta untuk memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi dan rencana apa yang akan dijalankan untuk menghadapi situasi tersebut mengingat situasi internasional saat ini masih diwarnai dengan masalah perang di kawasan Timur Tengah.
“Barangkali beberapa rencana kita semula dapat saja terjadi perubahan-perubahan sehingga kita pun harus mengantispasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Jadi menurut saya empat hal itu segera saja kita lakukan, tidak perlu menunggu signal dari negara-negara sahabat yang kita undang walaupun itu perlu dilakukan oleh Deplu. Tapi tetap saja perlu kita lakukan dan kita report kepada Bapak Presiden kemudian Bapak Presiden membuat surat,†papar M. Hatta Rajasa.
Mantan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara yang saat ini menjabat sebagai petinggi di TELKOM, Tanri Abeng, mengungkapkan bahwa forum WIEF ini akan mengundang 13 kepala negara-negara sahabat dan 17 coorperate leaders dari berbagai negara.
Topik yang akan diangkat dalam forum internasional ini adalah Food and Energy Security & Stemming the Tide of Global Financial Crisis. Berbagai isu potensial akan dibahas dalam forum ini, antara lain, menyangkut kebutuhan dasar masyarakat luas, energi, teknologi, usaha kecil dan perbankan. (REDAKSI)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?