Sementara Komite Inovasi Nasional (KIN), pada saatnya nanti juga akan mendapatkan giliran untuk memberikan laporan dan presentasinya.
Didampingi Wapres Boediono, Presiden SBY menerangkan bahwa keberadaan kedua komite ini sangat penting untuk mengasilkan sesuatu yang nyata. Pemilihan anggota KEN dan KIN dilakukan Presiden yang dibantu Wapres dan menteri terkait.
"Saya memiliki harapan yang besar dan tinggi kepada saudara-saudara, tokoh-tokoh yang saya anggap kredibel, memiliki integritas dan kapasitas yang baik untuk bermitra dengan pemerintah dalam meningkatkan pembangunan di negeri ini. Meningkatkan kesejahteraan rakyat kita," ujar Presiden RI.
Dalam beberapa kali rapat kerja Presiden dengan kabinet dan pimpinan pemerintah daerah, dan pimpinan DPRD tingkat provinsi, KEN dan KIN sering di libatkan. "Tujuan saya, saudara mengerti betul tentang situasi yang dihadapi oleh negara kita di seluruh tanah air. Bukan hanya di bidang ekonomi, inovasi atau teknologi semata, tapi juga cabang-cabang kehidupan yang lain, yang tentunya sangat berguna bagi saudara memberikan rekomendasi kepada pemerintah, baik itu ekonomi maupun inovasi nasional," SBY menjelaskan.
Presiden juga mengingatkan bahwa produk KEN dan KIN bukanlah academic paper tetapi rekomendasi kebijakan untuk menyempurnakan kebijakan yang disusun pemerintah.
KEN dan KIN juga diminta untuk mengikuti agenda KIB II dalam memahami waktu kerja yang harus dipenuhi oleh pemerintah. "Ingat, masa bakti kabinet ini adalah sampai dengan Oktober 2014. Kita ingin empat tahun mendatang bisa mencapai sasaran-sasaran yang sama-sama telah kita tetapkan. Dalam konteks itu, kontribusi KEN dan KIN akan sangat bermanfaat," Presiden SBY menambahkan.
Kepala Negara berharap apa yang dilakukan KEN dan KIN masuk betul dengan apa yang dilakukan kabinet dan jajaran pemerintah pada umumnya. Rekomendasi yang dihasilkan kedua lembaga tadi diharapkan berasal dari kondisi dan situasi yang nyata, karena berangkat dari situ dapat terlihat sasaran yang akan dicapai.
SBY berharap rekomendasi itu dapat dikerjakan dan dapat dicapai. "Bukan sesuatu yang di awang-awang, yang sangat ideal, normatif. Barangkali itu berlaku di negara lain, tapi tidak di negeri kita. Harus benar-benar dapat dikerjakan dan dicapai," SBY mengingatkan.
Kepada peserta sidang, Presiden SBY menjelaskan bahwa ada ruang untuk berkembang, dimana sering kali dirasakan banyak kekurangan di negeri ini, seperti infrastuktur masih kurang, birokarsi belum responsif, dan masih ada korupsi. Tetapi Indonesia bisa melewati krisis global dan meningkatnya pertumbuhan Indonesia.
"Kalau semua kita beresi, yang tidak lurus kita bikin lurus, yang macet kita bikin lancar, yang kurang-kurang kita tambahkan di seluruh Indonesia, saya yakin kita akan tumbuh lebih baik lagi. Pertumbuhan disertai dengan keadilan dan pemerataan," kata Presiden.
Hadir dalam Sidang Kabinet Paripurna, antara lain, para menteri KIB II, anggota Wantimpres, dan ketua serta anggota Komite Ekonomi Nasional dan Komite Inovasi Nasional. (dit)
 http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2010/09/16/5872.html