Soal Climate Change, Presiden: Posisi Indonesia Harus Lebih Baik

 
bagikan berita ke :

Senin, 24 September 2007
Di baca 1028 kali

Indonesia, lanjut Presiden, pemilik hutan hujan tropis terbesar ke dua di dunia, setelah Brasil. Selain itu, kita memiliki amazone of the seas yang besar. Di sisi lain, Indonesia juga dianggap penyumbang karbondioksida karena seringnya terjadi kebakaran hutan. “Jadi, sangat relevan kalau kita harus memiliki posisi leverage yang bagus,� kata Presiden SBY.

Climate change menjadi tema utama Sidang Majelis Umum PBB kali ini. Selain itu, ada beberapa summit dan debat yang juga membahas soal perubahan iklim ini. Tujuan kehadiran kita dalam forum-forum tersebut, ujar Presiden SBY, sangat jelas, yakni memperkuat posisi Indonesia. “Dengan makin kuatnya posisi ini, kita akan mendapatkan benefit yang konkret dari kerjasama global,� Presiden menambahkan.

Bagaimana kita memaknai climate change? Presiden menjelaskan, saat ini ada dua pandangan mengenai hal ini. Di satu sisi, ada yang menganggap climate change bukan ancaman. Tapi di sisi lain, ada yang berpendapat, kalau tidak sekarang terlambat, tidak selamatlah dunia.

Indonesia, Presiden menandaskan, tidak ingin terjebak dalam dikotomi tersebut. “Yang jelas kita sendiri sudah menderita akibat climate change,� ujar Presiden, sambil mencontohkan banyaknya bencana kekeringan, banjir, longsor, dan gelombang laut dimana-mana. “Karena itulah pilihan kita harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan bumi kita. Jadi isu climate change ini riil,� katanya.

Keterlibatan Indonesia dalam kerjasama global ini juga ditujukan untuk menjembatani perbedaan-perbadaan di antara negara-negara di dunia menyangkut isu global. Sikap ini juga akan diperlihatkan Indonesia dalam Sidang Dewan Keamanan PBB, Selasa (25/9) besok. Selain itu, kita ingin menambah profile di mata dunia. “Dewan Keamanan sekarang ini posisinya makin penting di tengah dunia yang terus bergejolak,� Presiden menegaskan. Pada November nanti Indonesia akan menjadi Ketua Dewan Keamanan PBB, yang saat ini masih dijabat oleh Perancis.

Minggu (23/9) malam pukul 20.15 waktu setempat, Presiden SBY menerima laporan dari pejabat-pejabat Indonesia mengenai perkembangan situasi berkaitan dengan agenda kunjungan ke New York. Hadir pada acara tersebut, antara lain, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mednlu Hassan Wirajuda, Menneg LH Rachmat Witoelar, Seskan Sudi Silalahi, Dubes Indonesia untuk AS Parnohadiningrat, Wakil Tetap RI/Dubes di PBB Marty Natalegawa, serta dua Jubir Presiden, Dino Patti Djalal dan Andi A.Mallarangeng. Para pejabat tersebut kemudian mendampingi Presiden dalam memberikan keterangan pers.

 

Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/09/24/2266.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0