Songsong Persaingan, Presiden Jokowi Resmikan Bandara Sultan Thaha Jambi

 
bagikan berita ke :

Kamis, 21 Juli 2016
Di baca 712 kali

"Semuanya adalah pondasi dasar bagi memenangkan sebuah persaingan, memenangkan kompetisi antar negara," ucap Presiden.

 

Berdasarkan rilis dari Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Presiden menyebutkan, saat ini Indonesia sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Di era tersebut, pertarungan tidak hanya terjadi di level antarnegara, tetapi juga terjadi antarkawasan. Seperti Amerika Serikat yang memiliki blok sendiri yakni TPP, demikian pula dengan Tiongkok dan Uni Eropa yang memiliki blok perdagangannya sendiri.

 

Sebagai upaya mendukung kesiapan Indonesia dalam menghadapi persaingan itu, Presiden Joko Widodo salah satunya meminta dilakukan adanya percepatan pengembangan Bandara Sultan Thaha, Jambi yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II.

 

"Persaingan-persaingan seperti itu harus secepatnya diantisipasi. Kalau tidak, ditinggal kita. Oleh sebab itu, Bandara Sultan Thaha di Jambi ini sangat diperlukan untuk diperluas," terang Presiden.

 

Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo itu menjelaskan, semula perluasan Bandara Sultan Thaha akan dimulai pada 2019, namun mengingat pertumbuhan bandara ini sebesar 27 persen setiap tahunnya, maka Presiden menginstruksikan Menteri BUMN dan Direktur Angkasa Pura II untuk segera memulai pengembangan pada 2017.

 

"Jangan sampai penumpang sudah meluber baru dibangun. Diajukan menjadi 2017 awal. Bangun lagi, jangan terlambat," tegas Presiden.

 

Presiden tidak ingin keterlambatan yang sering terjadi di bandara Soekarno Hatta berlanjut di bandara lain di Indonesia. Keterlambatan pembangunan runway, keterlambatan pembangunan terminal dan juga pesawat memerlukan waktu 30 menit untuk mendarat atau lepas landas.

 

Dalam prosesnya nanti, Presiden Joko Widodo tidak menginginkan adanya keterlambatan baik dalam hal pembangunan maupun dalam segi pelayanan kepada penumpang. Semua itu dimaksudkan untuk menampung mobilitas orang dan barang yang dalam jangka ke depan akan semakin meningkat.

 

"Keterlambatan yang tidak boleh terjadi disini. Perluas lagi terminalnya, runway perpanjang lagi," ungkap Presiden.


Bandara Harus Terintegrasi dengan Moda Transportasi Lainnya

 

Lebih lanjut, Presiden meminta agar bandara-bandara kecil di sekitar Bandara Sultan Thaha seperti Muara Bungo dan Kerinci dapat direalisasikan penyelesaiannya pada 2017. "Diselesaikan baik terminal maupun runway," ucap Presiden.

 

Penyelesaian pembangunan bandara-bandara kecil tersebut akan menyebabkan akses menuju dua wilayah tersebut akan jauh lebih mudah. Seperti ke Kerinci yang biasanya ditempuh dalam waktu 9 jam melalui jalur darat, dapat ditempuh dengan lebih cepat apabila menggunakan jalur udara.

 

Presiden mengucapkan, "Pesawat berbadan besar turun di sini (Bandara Sultan Thaha). Ke Kerinci dan Muara Bungo menggunakan pesawat kecil sehingga mempercepat transportasi barang dan orang,"

 

Presiden juga meminta agar setiap bandara yang dibangun untuk diintegrasikan dengan moda transportasi lain seperti kereta api, LRT atau bus sehingga masyarakat memiliki alternatif pilihan yang lebih luas untuk menjangkau tempat tujuan yang diinginkan.

 

Usai peresmian, Presiden dan Ibu Iriana langsung meninjau bandara tersebut dan sempat berbincang-bincang dengan sejumlah calon penumpang. Tampak hadir para menteri dan pejabat tinggi mendampingi Presiden, yaitu Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang; Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan; Menteri BUMN, Rini Soemarno; Sekretaris Kabinet, Pramono Anung; Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Gubernur Jambi, Zumi Zola Zulkifli; dan Dirut Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi.

 

Perluasan bandara Sultan Thaha meliputi perluasan overlay runway dengan ketebalan 10 cm, luas terminal 35.000 m2, dan luas lahan parkir 26.500 m2 dengan kapasitas 436 mobil dan 415 motor. Pembangunan Terminal Penumpang dan Fasilitas Parkir Bandara Sultan Thaha yang baru itu menelan biaya sesuai nilai kontrak sebesar Rp 126 miliar, pembangunan apron Rp 110 miliar, pembangunan tower dan gedung operasi Rp 16 miliar, dan pembangunan fasilitas pokok serta penunjang lainnya Rp 67 miliar. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0