Menurut Sri Mulyani, Presiden SBY bertemu dengan sembilan pelaku usaha Singapura yang memang benar-benar memiliki kegiatan ekonomi yang cukup berarti di Indonesia. “Tentu ini merupakan kesempatan yang bagus, karena kalau dilihat dari statistik kenaikan dari volume perdagangan investasi dari Singapura ke Indonesia menunjukkan suatu tren pertumbuhan yang sangat baik,“ ujar Sri Mulyani, didampingi Menteri Perdagangan Mari E. Pangestu dan Jubir Presiden, Andi Mallarangeng.
“Singapura melihat Indonesia sebagai suatu tempat yang memiliki daya tarik untuk berinvestasi. Jadi selama ini kerjasama dilakukan dalam kerangka business to business. Yang paling besar yakni, Batam, Bintan, dan Karimun. Pada pertemuan ini tak kalah pentingnya adalah pandangan dan juga ketertarikan dari pelaku bisnis Singapura untuk melakukan kegiatan investasi perdagangan di luar Batam, Karimun, dan Bintan. Mereka menanyakan berbagai hal kebijakan-kebijakan baru apa yang dimiliki pemerintah Indonesia dan daerah-daerah yang mana cukup menarik dan siap untuk jadikan tempat berinvestasi,†Sri Mulyani menambahkan.
Selain itu, lanjut Sri Mulyani, ada juga pertanyaan mengenai bagaimana pemerintah Indonesia menangani kondisi krisis listrik saat ini, dan juga mengenai Batam, Bintan dan Karimun sendiri yang masih banyak peluang kerjasama yang perlu ditingkatkan. “Jadi pertemuan ini sangat bermanfaat. Presiden bisa menjelaskan semuanya, apalagi saat ini menjelang Pemilu 2009. Untuk memberikan kepastian dan jaminan, walaupun Indonesia dalam suasana pemilu, tidak perlu harus menunggu dan begitu banyak hal yang perlu ditingkatkan kerjasama antara Singapura dan Indonesia,†Sri Mulyani menjelaskan.
Pertemuan Presiden SBY dan pelaku usaha Singapura berlangsung di Hotel Shangri-la Singapura. Pertemuan dilakukan usai menjenguk Dr. Syahrir yang terbaring sakit di Rumah Sakit Mount Elizabeth kamar 3013. Usai pertemuan dengan para pelaku usaha itu, Presiden SBY bertolak kembali ke Jakarta.
Sumber :
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2008/07/13/3277.html