“Dalam penelitian IPB,
setidaknya ada 12 jenis buah lokal yang bisa menggantikan dominasi buah
impor. Tanaman buah lokal ini bisa dikembangkan di berbagai daerah, yang
masing-masing bisa berbeda satu sama lainâ€, kata Tim Komunikasi
Presiden, Teten Masduki, menyampaikan hasil pertemuan antara Presiden
Jokowi dengan Rektor IPB Herry Suhardiyanto, di Kantor Presiden,
Jakarta, Rabu (24/6).
Adapun keduabelas jenis buah-buahan yang nantinya akan dibudidaya adalah jeruk, durian, pepaya, pisang, melon, semangka, manggis, nanas, alpukat, rambutan, dan salak. “Tanaman buah lokal ini bisa dikembangkan di berbagai daerah, dan masing-masing bisa berbeda satu sama lainâ€, ujar Teten.
Pengembangannya harus dilakukan dalam skala kebun, bukan skala rumah tangga. Setiap kebun membutuhkan lahan anatar 30 sampai 50 hektare.
Kalau program ini dilaksanakan secara masif, Rektor IPB meyakini pada tahun 2025 Indonesia bisa menjadi produsen buah tropika terbesar di Asia.
Untuk itu, Presiden Jokowi menyanggupi untuk mendorong setiap pemerintah daerah berlomba mengembangkan buah lokal ini. Sementara Rektor IPB menyatakan siap untuk menyediakan bibit dan teknologinya.
Festival Bunga Dan Buah
Rektor IPB Herry Suhardiyanto menjelaskan, program pengembangan buah lokal itu akan melibatkan petani buah. Ia berharap ada konsolidasi yang baik, sehingga produksi buah nasional meningkat dan mampu bersaing dengan buah impor.
Sebagai permulaan, kata Herry, pemerintah akan memanfaatkan acara festival bunga dan buah di Bogor, 16-18 Oktober nanti. “Festival bunga dan buah ini akan menjadi jembatan antara penyandang dana dengan pelaku usaha budidaya buah,†papar Herry seraya berharap Presiden Jokowi berkenan hadir dalam festival itu.
Herry berharap acara Festival Bunga dan Buah itu akan berjalan sesuai harapan, yakni membawa dampak pada produksi buah lokal untuk menyaingi buah impor. (Humas Kemensetneg)
Adapun keduabelas jenis buah-buahan yang nantinya akan dibudidaya adalah jeruk, durian, pepaya, pisang, melon, semangka, manggis, nanas, alpukat, rambutan, dan salak. “Tanaman buah lokal ini bisa dikembangkan di berbagai daerah, dan masing-masing bisa berbeda satu sama lainâ€, ujar Teten.
Pengembangannya harus dilakukan dalam skala kebun, bukan skala rumah tangga. Setiap kebun membutuhkan lahan anatar 30 sampai 50 hektare.
Kalau program ini dilaksanakan secara masif, Rektor IPB meyakini pada tahun 2025 Indonesia bisa menjadi produsen buah tropika terbesar di Asia.
Untuk itu, Presiden Jokowi menyanggupi untuk mendorong setiap pemerintah daerah berlomba mengembangkan buah lokal ini. Sementara Rektor IPB menyatakan siap untuk menyediakan bibit dan teknologinya.
Festival Bunga Dan Buah
Rektor IPB Herry Suhardiyanto menjelaskan, program pengembangan buah lokal itu akan melibatkan petani buah. Ia berharap ada konsolidasi yang baik, sehingga produksi buah nasional meningkat dan mampu bersaing dengan buah impor.
Sebagai permulaan, kata Herry, pemerintah akan memanfaatkan acara festival bunga dan buah di Bogor, 16-18 Oktober nanti. “Festival bunga dan buah ini akan menjadi jembatan antara penyandang dana dengan pelaku usaha budidaya buah,†papar Herry seraya berharap Presiden Jokowi berkenan hadir dalam festival itu.
Herry berharap acara Festival Bunga dan Buah itu akan berjalan sesuai harapan, yakni membawa dampak pada produksi buah lokal untuk menyaingi buah impor. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?