Berawal dari ketidaksengajaan, makanan yang dibuat di Istana Kepresidenan Tampaksiring ini kini menjadi menu favorit bagi tamu yang bermalam di Istana Kepresidenan Tampaksiring, Bali. Namanya cukup singkat, Telor Abon.
Telor Abon ini tidak sengaja dibuat oleh juru masak Istana Kepresidenan Tampaksiring. Namun setelah dicicipi dan disajikan kepada para tamu, makanan ini menjadi melejit dan disukai para tamu. Menu ini kini menjadi menu wajib untuk disajikan kepada para tamu VVIP (presiden), VIP, dan tamu-tamu penting lainnya.
Menu ini tercipta berawal dari banyaknya bahan makanan terutama telur yang masih tersisa setelah kunjungan Presiden ke Istana Kepresidenan Tampaksiring sekitar tahun 1970an. Telur-telur itupun diolah jadi masakan seperti umumnya. Ada yang direbus, didadar maupun digoreng kemudian dinikmati oleh semua pegawai yang selesai melakukan gotong royong membersihkan Istana setelah kunjungan Presiden tersebut.
Karena bosan dengan menu itu-itu saja, oleh juru masak istana, Ni Muklin, Ni Kideng, dan Sang Ayu Made Dapet maka dicobalah dibuat menu lain. Setelah telur dicampur bawang putih yang ditumbuk halus dan garam secukupnya, kemudian digoreng di dalam minyak yang panas. Hasilnya telur itu mengembang seperti jaring. Setelah ditiriskan dan dicicipi, rasanya renyah dan gurih. Sejak saat itu, menu ini mulai disajikan kepada para tamu sebagai menu pelengkap di meja makan saat ada jamuan di Istana Kepresidenan Tampaksiring. Di luar dugaan, ternyata para tamu sangat suka dan meminta agar dibuatkan lagi.
Seperti yang dituturkan Ni Gujug (Juru Masak Istana Tampaksiring saat ini), sekitar tahun 2003, Telor Abon ini disempurnakan lagi, terutama dari segi tampilannya agar lebih menarik dengan tetap mempertahankan citarasa yang ada. Hasil gorengan telur sekarang dibuat seperti sarang burung Walet. Sampai saat ini, setiap kali ada jamuan tamu di Istana Kepresidenan Tampaksiring, Telor Abon menjadi menu favorit di meja makan. Banyak tamu VVIP dan VIP setelah menikmatinya ada yang meminta agar dibuatkan untuk dibawa pulang.
Selain Telor Abon, menu andalan lain yang sering disuguhkan adala “Jukut/sayur Paku”. Dalam Bahasa Bali, jukut artinya sayur dan paku adalah pakis. Dibuat dari pucuk pakis muda yang direbus, diberi bumbu, dan santan masakan ini terasa gurih dan menggugah selera makan.
Ada juga menu lain yang tak kalah menggoda dan membuat lidah bergoyang setelah menikmatinya, yaitu Sate Lilit. Sate ini dibuat dari campuran daging ayam atau ikan laut yang digiling halus, lalu ditambahkan bumbu. Campuran daging ayam dan ikan laut yang telah berbumbu tersebut kemudian dililitkan ke bilah pelepah pohon kelapa yang dibelah atau batang sere. Cara memasaknya, sate ini bisa dipanggang atau digoreng.
Merupakan kepuasan tersendiri bagi juru masak Istana Kepresidenan Tampaksiring, karena setiap tamu yang dijamu di Istana dan menikmati menu-menu tersebut merasa puas dan cocok. Jadi, jangan segan untuk berkreasi, karena dari bahan sisa dan dimasak dengan coba-coba, ternyata bisa menjadi menu andalan dan disukai semua orang. (I Nyoman Diana – Istana Kepresidenan Tampaksiring)