Terima Direktur IMF, Presiden Jokowi: Tidak Bicara Utang, Diskusi Perekonomian Global

 
bagikan berita ke :

Selasa, 01 September 2015
Di baca 879 kali

Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup tersebut, keduanya berdiskusi tentang situasi perekonomian global yang belakangan penuh ketidakpastian. Sama sekali tidak dibicarakan masalah pemberian utang.

“Tidak ada (pembahasan soal utang). Kami berdiskusi tentang situasi perekonomian global yang belakangan penuh ketidakpastian,” kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers bersama Christine Lagarde usai pertemuan.

Presiden Jokowi juga menyampaikan, bahwa Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) itu menilai Indonesia memiliki kesiapan yang baik dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian dunia itu.

Selain itu, dalam pertemuan dengan Christine Lagarde juga disampaikan mengenai penunjukan Indonesia sebagai  tuan rumah Pertemuan Tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (WB-IMF) pada 2018.

“Saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya karena tahun 2018, Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-WB,” kata Presiden Jokowi .

Presiden Jokowi menilai, penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan itu merupakan kepercayaan lembaga internasional kepada Indonesia. “Mereka percaya bahwa kita mampu melaksanakan kegiatan internasional,” kata Presiden Jokowi.

Christine Lagarde juga menyampaikan terima kasih atas keramahtamahan masyarakat Indonesia selama dirinya berada di Indonesia.

Ia juga menilai positif berbagai program di Indonesia termasuk implementasinya yang kuat. “Banyak program reformasi diimplementasikan, ada upaya pemberantasan korupsi dan lainnya,” kata Lagarde.

Pasar Berkembang

Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki, dalam siaran persnya menambahkan, dalam pertemuan itu kedua pihak mendiskusikan situasi ekonomi dunia secara umum, serta bagaimana Indonesia sebagai pasar yang telah berkembang (emerging market) merespon pelambatan ekonomi yang terjadi di tingkat global.

“Juga dibahas tentang prospek ekonomi dalam jangka menengah di tengah situasi ekonomi yang kini sedang lesu, di antaranya tentang kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang pasti bakal mempengaruhi ekonomi dunia, khususnya di Asia, serta pemerintah Tiongkok yang mendevaluasi mata uang Yuang,” kata Teten.

Presiden Jokowi, lanjut Teten, juga menunjukkan tranformasi ekonomi yang terjadi di Indonesia sejak 1988. Beberapa langkah strategis yang sudah dilaksaakan pemerintah Indonesia antara lain mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) secara signifikan, yang berhasil menghemat Rp 207 triliun untuk pembangunan infrastruktur dan program bantuan untuk rakyat miskin.

“IMF mengapresiasi pembangunan infrastruktur dan sumberdaya manusia yang dilakukan sangat cepat oleh Presiden Jokowi,” ungkap Teten Masduki.

Teten juga menjelaskan, kedatangan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde ke Jakarta untuk menghadiri Konferensi Internasional “The Future of Asia’s Finance”, 1-2 September 2015, yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan IMF. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0