Dalam pidato pengantarnya, Presiden Jokowi menyinggung soal laju inflasi yang dalam bulan Januari dan Februari lalu mengalami deflasi. “Kita patut bersyukur karena bulan Januari kemarin terjadi deflasi 0,24%, kemudian bulan Februari juga deflasi lagi (0,36%, red). Kali ini bisa kita pertahankan terus sehingga inflasi pada posisi amat rendah,†ujar Presiden.
Presiden
berharap deflasi ini akan memberi dampak yang sangat baik terhadap
pertumbuhan ekonomi, terhadap daya beli dan keringanan masyarakat dalam
membeli barang yang ada.
Oleh
karena itu, Presiden meminta kepada para menteri, terutama yang
berkaitan dengan sembako agar dipantau. Ia menyebutkan, berawal dari
kenaikan harga pokok atau sembako itu tinggi rendahnya inflasi dimulai,
sebagaimana yang terjadi dengan kenaikan harga beras.
Seharusnya Sudah Diantisipasi
Menurut
Presiden Jokowi, pergolakan inflasi atau kenaikan harga seperti beras
sebetulnya sudah kelihatan pada bulan Desember, seharusnya bisa
diantisipasi pada bulan Januari, dan selanjutnya dilakukan tindakan.
Namun,
diakui Presiden, jika yang pertama ini ada sedikit keterlambatan di
tanam, artinya dipanennya terlambat, sehingga kurang terkendali.
“Tetapi
saya yakin dengan operasi raskin kemarin kita harapkan dalam seminggu,
maksimal dua minggu, saya pastikan turun sampai dua ribu. Ini menjadi
pelajaran bagi kita semuanya agar bila naik sedikit bisa segera
dikejar,†tegas Presiden.(Humas Setneg/Setkab)