Terkait Penyelundupan, Presiden Jokowi Instruksikan Tindak Tegas Tanpa Pandang Bulu
Presiden Joko Widodo menegaskan kembali agar tidak memberikan toleransi bagi aparat maupun siapapun itu yang menjadi pelaku penyelundupan di Tanah Air. "Tindak tegas aparat yang bermain, yang membackup, yang menjadi backing penyelundupan. Karena kita tahu kalau penyelundupan ini tidak bisa kita kurangi, orang akan malas berproduksi, orang akan malas berinvestasi. Ini kerugian besar yang akan kita dapatkan. Oleh sebab itu, semua harus ditindak tegas tanpa pandang bulu," Tegas Presiden. Demikian seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.
Â
Dalam pengantarnya, Presiden ingin dalam ratas kali ini bisa fokus untuk melakukan evaluasi terhadap tindak lanjut dari ratas sebelumnya. Ratas terakhir dilakukan tanggal 16 Maret 2016 yang lalu. Presiden memandang bahwa peta kerawanan penyelundupan sudah diketahui, untuk itu Presiden menginstruksikan untuk membatasi ruang gerak penyelundupan dengan meningkatkan upaya pencegahan, pengawasan dan penegakan hukum bagi pelaku penyelundupan. Presiden juga mengingatkan kembali kepada para aparat untuk dapat saling bersinergi dalam melakukan pengawasan dan patroli bersama di wilayah perbatasan.
Â
"Sekarang kuncinya adalah aksi pencegahannya, di aksi pengawasannya, di aksi penegakan hukumnya," ujar Presiden. Presiden juga menekankan pentingnya pengawasan dan patroli bersama untuk terus dilakukan di daerah-daerah di wilayah rawan penyelundupan. "Saya menekankan pentingnya pengawasan dan patroli bersama bisa berjalan lebih efektif", kata Presiden.
Â
Selain itu, Presiden juga menyampaikan urgensi penguatan penjagaan wilayah perbatasan yang seringkali menjadi pintu masuk penyelundupan, khusus melalui jalur-jalur tikus di perbatasan. Presiden juga menekankan seluruh jajaran yang ada harus bersama-sama kompak bersinergi agar wilayah-wilayah yang rawan penyelundupan itu bisa betul-betul diawasi. (Humas Kemensetneg)
Â