Tiba di Ogan Komering Ilir, Presiden Langsung Bekerja

 
bagikan berita ke :

Kamis, 29 Oktober 2015
Di baca 638 kali

Penanganan Karhutla

 

Dalam paparannya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menyampaikan, bahwa sampai dengan pagi ini, berdasarkan pantauan satelit yang akurasinya di atas 80%, jumlah titik api di Sumatera berjumlah 82 titik api, Kalimantan 70 titik api, dan Jawa 14 titik api. Akurasi ini ditentukan oleh cuaca dan ketebalan asap yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan satelit membaca titik api.

 

Upaya pemadaman api sebagaimana dilaporkan oleh Menko Polhukam, pembangunan kanal blocking dan embung telah dilakukan di Jambi dan Palangkaraya. Selain itu, dilakukan juga pemadaman menggunakan pesawat dan pemadaman dari darat dengan dibantu unsur TNI. Demikian sebagaimana dilansir dalam siaran pers Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.

 

Bantuan asing lainnya, selain dua pesawat Be-200  akan segera datang lima pesawat Air Tractor yang salah satunya akan dialokasikan untuk Jawa. Malaysia juga akan mengirimkan kembali pesawat Bombardier CL-415 dalam waktu dekat serta merencanakan untuk mengirim tenaga pemadam kebarakan lapangan yang memiliki pengalaman di lahan gambut.

 

Para ahli kebakaran dari Amerika Serikat yang telah datang ke Indonesia memberikan asesmen awal, bahwa water bombing tidak efektif untuk memadamkan api di lahan gambut yang kedalaman apinya sudah sampai level tinggi. Water bombing efektif untuk menahan agar api tidak meluas. Jika area kebakaran dapat dijangkau, pemadaman api di darat akan lebih efektif jika menggunakan kombinasi bahan kimia. Untuk kasus Indonesia, yang dapat memadamkan api di lahan gambut secara keseluruhan hanyalah hujan.

 

Pemerintah telah melakukan upaya memodifikasi cuaca untuk membuat hujan buatan yang dioptimalkan di daerah-daerah yang memiliki potensi awan hujan. Upaya ini sudah cukup berhasil di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan.

 

Guna mencegah karhutla di masa depan, Pemerintah akan mencabut ketentuan perundang-undangan yang memperbolehkan membuka lahan dengan membakar hutan. Aturan bahwa pengusaha perkebunan/Hutan Tanaman Industri (HTI) harus memiliki sumber daya manusia dan peralatan untuk mengatasi kebakaran di lahannya akan ditegakkan. Lahan perkebunan dengan batasan luas tertentu harus menyiagakan armada pesawat water bombing. Pemerintah juga akan mengambil alih lahan konsensi yang terbakar dan yang belum dikelola. Selain itu juga, pemerintah akan menghentikan pemberian izin untuk lahan gambut.

 

Penangan Korban Kabut Asap

 

Dari paparan di bidang penanganan terhadap korban kabut asap, Presiden Jokowi mendapat laporan bahwa nilai Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di beberapa wilayah terdampak kabut asap pada  28 Oktober 2015 mengalami penurunan kecuali Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Namun untuk Jambi, masih pada tingkat berbahaya, dan Sumsatera Selatan serta Kalimantan Tengah masih pada tingkat sangat tidak sehat. Sedangkan nilai ISPU di Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan pada tingkat tidak sehat.

 

Untuk mengantisipasi peningkatan kasus Infeksi saluran Pernapasan Atas (ISPA), dalam laporan yang dipaparkan kepada Presiden, Kementerian Kesehatan telah menyiagakan fasilitas kesehatan yaitu Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas selama 24 jam, menambah logistik dan tenaga di RS provinsi dan kabupaten/kota, menyediakan ruang yang dilengkapi alat penjernih udara dan oksigen, serta mempersiapkan fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan sebagai ruangan bebas asap.

 

Selain itu, selama berkantor di OKI, Presiden juga menyelesaikan tugas tugas kenegaraan seperti menandatangani dokumen  yang dibawa oleh Sekretaris Kabinet. (Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0