"Kalau kita terus menggunakan cara konvensional, hanya menggantungkan fosil, maka akan mengalami masalah. Contohnya Jawa sudah lampu kuning. Menurut saya, mengubah semua itu adalah gaya hidup yang baru. Kalau bangsa Indonesia masih boros energi, maka akan menjadi masalah suatu saat. Kedua adalah kebijakan, kebijakan yang pas untuk hemat energi," kata Presiden SBY.
Presiden SBY mengajak kita untuk mengubah paradigma berpikir, keluar dari kotak. "Jangan berpikir itu-itu saja. Mari kita memahami kompleksitas dunia ktia sekarang ini. Banyak rahasia di alam semesta dengan kebesaran Tuhan akan membantu menguak dan suatu hari dapat menjadi sesuatu untuk memecahkan masalah. Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya yang melimpah ruah, namun bila suatu saat kita tidak pandai melestarikan dan mengkonservasinya, atau kita lalai, maka akan berkurang. Karena itu tidak mungkin pembangunan kita hanya bersumber pada resource base, tapi juga harus dipadukan pada knowledge base," SBY menjelaskan
Presiden mengingatkan sekali lagi bahwa pengembangan nuklir di Indonesia adalah nuklir untuk tujuan damai. "Pengembangan nuklir yang kita pilih adalah untuk tujuan damai, tujuan kemanusiaan dan meningkatkan kesejahteraan," ujar SBY. Presiden mengundang putra putri Indonesia untuk mengembangkan inovasi dan penelitian-penelitian baru yang bisa membawa perubahan. Presiden mengatakan bahwa pada tahun 1950-an, banyak sekali orang yang menganggap manusia bisa mencapai di bulan adalah sesuatu yang mustahil, namun karena teknologi akhirnya manusia bisa menginjakkan kakinya di bulan. Presiden mengimbau putra putri bangsa untuk tidak putus asa dan terus berinovasi dalam teknologi yang bisa membawa perubahan.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam kunjungan pertamanya ke Puspitek ini, antara lain, Mensesneg Hatta Rajasa, Seskab Sudi Silalahi, Ketua Wantimpres Ali Alatas, Jubir Presiden Andi A. Mallarangeng serta Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/07/04/1982.html