Tiga Tantangan Terhadap Respon HIV AIDS

 
bagikan berita ke :

Senin, 10 Agustus 2009
Di baca 2214 kali

Nusa Dua: Untuk mendorong target menghentikan dan memperlambat penyebaran HIV dan AIDS di tahun 2015, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006 mengeluarkan peraturan Presiden yang memperbarui peran dan mandat komisi AIDS Nasional. "Peraturan tersebut menggarisbawahi tiga tantangan besar mengenai respon nasional terhadap wabah HIV AIDS. Pertama, kita harus mencegah infeksi baru HIV. Kedua, kita harus memperbaiki kualitas hidup orang-orang yang terinfeksi HIV. ketiga, kita harus mengurangi pengaruh wabah pada masyarakat kita," kata Ibu Ani Bambang Yudhoyono saat menghadiri AIDS Ambassador and Champions Meeting di Hotel Westin, Minggu (9/8) siang.

Sebagai duta AIDS Indonesia, Ibu Ani bersama Komisi AIDS Nasional telah berusaha mempelajari apa makna AIDS dalam kehidupan pribadi seseorang atau kehidupan sebuah keluarga. "Saya sangat peduli tentang stigma dan diskriminasi yang dihadapi orang-orang dengan HIV positif. Orang-orang itu tidak memiliki kemewahan dari waktu. Mereka memerlukan bantuan kita, bukan caci maki," ujar Ibu Ani.

"Untuk kedepan, saya merasa mendidik anak muda juga adalah bagian penting dari perang melawan AIDS. Kita harus menyediakan informasi penuh dan akurat kepada kaum muda tentang pencegahan HIV. Sekali lagi, sangat penting bagi kita untuk fokus pada pencegahan, sama seperti fokus pada perawatan dan pengobatan. Saya menyadari desakan yang dihadapi semua negara yang menghadapi penurunan ekonomi, membuat semakin sulit bagi anggaran belanja negara untuk mengakomodasi program-program HIV dan AIDS. Tetapi sering sebuah krisis mengubah kita menjadi inovator. Marilah kita melihat krisis ekonomi sebagai kesempatan dan mencoba untuk membuat program-program yang lebih efisien dan efektif," jelas Ibu Ani.

Ibu Ani meminta agar kesempatan dalam pertemuan ini dimanfaatkan untuk bergandengan tangan dan memperkuat usaha individual dengan deklarasi bersama dan memperbaharui pelayanan dalam perannya sebagai duta AIDS. "Mari kita perdengarkan suara kita di seluruh kawasan. Mari kita bersatu mengatakan bahwa meskipun banyak tantangan yang kita hadapi, kita tidak akan meletakkan anak dan cucu kita pada resiko terbesar infeksi HIV dan AIDS. Perjuangan ini masih panjang, tapi kita akan memenangkan perjuangan ini. Bersama kita bisa," tandas Ibu Ani.

Pertemuan tersebut diselingi dengan santap siang bersama dan dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu UN Secretary Generalâs Special Envoy for AIDS in Asia and the Pacific, Nafis Sadik.




Sumber:
http://www.presidensby.info/ibunegara/index.php/fokus/2009/08/09/514.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
2           1           4           0           1