Presiden dan rombongan tiba di Teluk Wondama pada pukul 06.00 WIT dari Pelabuhan Manokwari. Dua jam kemudian Presiden mengunjungi posko pertama dari beberapa posko yang akan ditinjau Presiden ini.
Presiden menerima laporan perkembangan penanganan korban bencana banjir bandang dari Bupati Teluk Wondama Albert H Torey. Sampai dengan hari ini, data korban yang kami terima dari berbagai posko adalah meninggal 150 orang dan yang hilang 123 orang," kata Albert H Torey dalam laporannya.
Bupati juga melaporkan rusaknya saluran air minum, bahkan lumouh total akibat diterjang banjir. Pemerintah telah memberikan bantuan 20 unit alat penjernih air cepat.
Dilaporkan juga soal banyak warga yang mengalami truma, dan bila tidak ditangani segera kondisinya akan semakin parah. Saat ini, bantuan tenaga medis dan relawan yang berjumlah 400 orang terus bertambah.
"Saya mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada Bapak Presiden dan seluruh kabinet karena sangat cepat dalam memberikan bantuan," Bupati Teluk Wondama menambahkan.
Presiden SBY pun mengucapkan terimakasih kepada Bupati Teluk Wondama atas kerja kerasnya dalam masa darurat ini. Masa tanggap darurat yang sedianya akan berakhir 18 Oktober, lanjut SBY, akan diperpanjang dua pekan lagi.
"Meskipun tanggap darurat, kalau memang sudah ada yang bisa melakukan aktivitas sehari-hari, silakan. Tidak berarti tanggap darurat itu semuanya serba darurat," kata Presiden.
Kepala Negara menyambut baik permintaan Bupati Teluk Wondama dan berjanji pemerintah akan memberikan bantuan dan lebih memperhatikan lagi soal air bersih. Pemerintah juga akan menambah alat berat dan mengatasi trauma.
SBY dan Ibu Ani serta para menteri kemudian menemui para pengungsi. Tampak dalam rombongan Presiden, antara lain, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri PU Djoko Kirmanto, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Kapolri Bambang Hendarso Danuri. (arc)
Sumber:
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2010/10/14/5967.html