Tumbuhkan Keteladanan untuk Mengatasi Masalah Bangsa

 
bagikan berita ke :

Selasa, 09 Desember 2008
Di baca 1531 kali


Shalat dipimpin Imam Masjid Istiqlal Syarifuddin Muhammad dan bertindak sebagai khatib adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh. Tampak hadir shalat antara lain Mensesneg Hatta Rajasa, Menhub Jusman Safeii Djamal, dan Menteri PU Djoko Kirmanto.

Dalam khotbahnya, Muhammad Nuh mengungkapkan pentingnya menumbuhkan budaya keteladanan. Hidup ini bisa diibaratkan seperti sekolah, di dalamnya ada proses belajar-mengajar, demikian juga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

”Ada anak bangsa dan guru bangsa, yaitu pemimpin formal maupun informal. Guru bangsa tidak hanya mengajarkan bagaimana menghadapi dan menyelesaikan masalah, persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di dalamnya tata krama dalam berinteraksi antarguru bangsa, tetapi juga harus memberi contoh nyata,” ujarnya.

Memberikan contoh nyata, katanya, luar biasa beratnya, apalagi kalau berimpitan dengan kepentingan diri, dan ada kekuasaan untuk memenuhi kepentingan diri tersebut. Kemampuan untuk memilah dan memilih antara kepentingan diri dan kepentingan bangsa itulah beratnya memberikan contoh dan keteladanan.

”Hanya orang-orang yang memiliki komitmen, integritas, kepribadian, dan pikiran serta jiwa tercerahkan yang dapat memberi kecontoh-teladanan,” ujarnya.

Muhammad Nuh mengatakan, dalam membangun budaya keteladanan, diperlukan beberapa hal, di antaranya menumbuhkan budaya istikamah, pengorbanan, dan menumbuhkan budaya konstruktif apresiatif.

Setelah shalat dan mendengarkan khotbah, Yudhoyono dan Jusuf Kalla, masing-masing didampingi istri, berjalan menuju tempat penyerahan kurban untuk menyerahkan hewan kurbannya.

Berbeda dengan tempat lain yang memotong hewan kurban selepas shalat Idul Adha, panitia kurban Masjid Istiqlal baru memotong hewan kurban Senin malam dan mulai dibagikan setelah shalat subuh, Selasa.

Menurut Sekretaris Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal H Subandi, fakir miskin dan warga duafa (mustaqih) yang datang untuk mendapatkan daging kurban diperkirakan 3.000 orang.

Pemotongan hewan kurban juga berlangsung di sejumlah masjid di permukiman seluruh Ibu Kota.




Sumber:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/09/0207220/tumbuhkan.keteladanan.untuk.mengatasi.masalah.bangsa


Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           1           0           0