Wabah Flu Burung Jadi Tanggung Jawab Global

 
bagikan berita ke :

Kamis, 29 Maret 2007
Di baca 3150 kali

Hal tersebut dikatakan Presiden SBY saat membuka "High Level Meeting on Responsible Practices for Sharing Avian Influenza Viruses and Resulting Benefits", di Istana Negara, Rabu (28/3) pagi.

Lebih lanjut Presiden SBY menjelaskan, lebih banyak orang meninggal karena penyakit daripada karena konflik militer dan etnik. “Sepuluh ribuan orang Indonesia menderita karena penyakit demam, tuberkolosis, malaria dan HIV/AIDS,� jelas Presiden dalam pidato berbahasa Inggris. “Saat ini, tidak ada yang lebih mengkhawatirkan daripada momok virus flu burung. Virus flu burung telah menginfeksi 281 orang, membunuh 169 nyawa dari seluruh dunia, termasuk 68 orang Indonesia. Kita masih bisa bersyukur karena virus H5N1 ditemukan tidak dapat menular melalui manusia, tetapi apabila mutasi tersebut terjadi, konsekuensinya berat bagi kita semua,� Presiden menambahkan.

“Kemunculan virus flu burung tidak dapat dibandingkan dengan bencana alam yang terjadi di dunia akhir-akhir ini. Bayangkan saja, bencana tsunami di Aceh tahun 2004 menewaskan lebih dari 200 ribu nyawa dalam waktu 30 menit. Virus flu tidak dapat hanyut ke laut, tapi tetap akan menyebar, menulari dan membunuh manusia di dunia sampai habis. Jutaan orang di seluruh dunia dapat meninggal tragis akibat penyakit ini,� Presiden menambahkan.

Menurut Presiden, hal itu akan berdampak besar bagi kehidupan ekonomi dan sosial. “Perdagangan, transportasi, kepercayaan konsumen, pariwisata, investasi, industri, hingga pertanian akan lumpuh, karena orang-orang terlalu takut untuk bergerak dan berinteraksi,� ujar Presiden di hadapan lebih kurang 300 undangan yang hadir. “Satu penelitian dari Asian Development Bank memprediksikan bahwa dalam satu skenario yang buruk, wabah ini dapat mengakibatkan resesi, dimana pertumbuhan di Asia dapat benar-benar berhenti dan perdagangan global barang dan jasa menurun 14 persen, sama dengan 2.5 triliun dolar Amerika,� lanjutnya.

“Sangat jelas bahwa virus flu burung adalah masalah semua orang. Virus ini sudah dapat ditemukan dari Indonesia hingga Mesir, dari Nigeria hingga Laos, dan dari Vietnam hingga Azerbaijan. Banyak peneliti yang percaya bahwa wabah berikutnya akan muncul dan terjadi tiga kali lebih besar dari abad yang lalu. Pertanyaannya sekarang adalah bukan “jika� tetapi “kapan�. Ini adalah tugas kita bersama untuk memastikan wabah itu tidak akan terjadi pada masa kita. Tanggung jawab kita bersama untuk mencegah dan melawan wabah ini,� seru Presiden SBY.

“Saya sangat senang pertemuan ini dapat diadakan di Jakarta. Saya senang karena kita dapat mengumpulkan orang-orang yang peduli dengan masalah ini. Kebanyakan negara yang terjangkit virus flu burung bekerjasama dengan WHO untuk mengatur strategi nasional dengan mekanisme reaksi yang baru. Dengan pertemuan ini, tujuan kita adalah untuk memberikan perlawanan terbaru terhadap virus flu burung dengan lebih luas, lebih sistematis dengan membantu pendekatan terbaru untuk kampanye gobal dengan semangat baru didasarkan dengan rasa solidaritas,� kata Presiden.

Usai memberikan sambutan, Presiden SBY membuka secara resmi pertemuan tingkat tinggi ini dengan memukul gong. Hadir dalam acara ini, antara lain, Menteri Kesehatan Siti Fadillah Soepari, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin, para Menteri Kesehatan dan perwakilan dari 12 negara berkembang dan negara maju yang terjangkit wabah virus flu burung, negara penghasil vaksin, dan perwakilan WHO.

 

http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/03/28/1679.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           3           2           0           0