"Saya ingin kembalikan kebanggaan silaturahmi. Mana budaya silaturahmi yang adhiluhung itu?," kata Jusuf Kalla di Makassar, Kamis.
Sebelumnya Wapres menjelaskan safari silaturahmi yang dilakukannya ke mantan pejabat tinggi negara maupun ke beberapa daerah selalu dinilai sebagai safari politik. Padahal, tambahnya, apa yang dilakukannya sesuatu yang biasa.
"Bagi saya hal itu biasa. Silaturahmi biasa saya lakukan selama ini," katanya.
Menurut Wapres, ketika dirinya melakukan safari silaturahmi hampir semua orang kaget dan memberikan komentar macam-macam. "Karena itu, saya justru kaget," katanya.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan bangsa ini?," katanya.
Ia menjelaskan selama ini masyarakat sudah terbiasa jika melihat hubungan antara mantan Presiden Soekarno dan mantan Presiden HM Soeharto yang tidak saling tegur sapa. Hal yang sama terjadi kepada mantan Presiden HM Soeharto dan BJ Habibie. Dan terus berlanjut ketika mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Berpuluh-puluh tahun masyarakat terbiasa melihat itu. Padahal ini berbahaya kalau jadi budaya," kata Wapres.
Wapres mengaku acara safari silaturahmi yang dilakukannya tidak direncanakan sebelumnya. Menurut hal itu mengalir sebagaimana adanya.
"Silaturahmi itu juga untuk menghormati para pemimpin sebelumnya. Janganlah selalu melihat ke belakang, kita lihat ke depan, agar kita bisa perbaiki. Kalau kita berseteru terus berarti kita melihat masa lalu. Padahal kita semua ingin maju kan?," kata Wapres.
Kalla juga menjelaskan selama keliling daerah, ia sering marah dengan para kepala daerah yang selalu berbicara soal pilkada (politik).
Menurut Wapres, jika orang selalu berbicara politik maka yang terjadi orang akan saling berseberangan dan mencari cara agar orang lain gagal.
"Saya marah ke bupati dan gubernur, saya perintahkan daerah-daerah copot semua baliho-baliho (gambar calon pilkada). Ini tak efisien. Omong kosong baliho-baliho itu. Baliho hanya untuk percetakan," kata Wapres.
Menurut Wapres jika semua daerah hanya bicara dari pilkada ke pilkada atau politik saja maka akan terjadi kepenatan nasional. Ke depan yang harus dilakukan adalah berbuat demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Sumber:
http://www.antara.co.id/arc/2007/10/25/wapres-ingin-kembalikan-kebangaan-silaturahmi/