Permintaan khusus Wapres dalam pertemuan dengan Pitono, Senin siang (14/4) tersebut berhubungan dengan niat Indonesia untuk memahami lebih jauh mengenai keunggulan dan kelemahan pasar Vietnam dibandingkan pasar Indonesia di bidang investasi.Selain itu, Pitono juga diminta untuk mengetahui rasa konsumen (customer taste) di Vietnam, sehingga memudahkan penetrasi pasar produk industri Indonesia.
Pitono pada Selasa (8/4) siang lalu baru saja dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Dubes RI yang baru di Vietnam bersama Dubes-dubes RI yang baru lainnya. "Saya diminta melakukan market 'intelegence' atau survei pasar untuk melihat keunggulan dan kelemahan pasar mereka dibandingkan pasar kita. Saya juga akan lakukan survey customer taste atas produk kita supaya bisa penetrasi pasar. Survey ini akan segera saya lakukan setelah sampai di Vietnam, akhir bulan ini," ujar Pitono.
Menurut mantan Konsulat Jenderal Osaka di Jepang itu, diakui banyak keunggulan faktor investasi di Vietnam dibandingkan Indonesia seperti kepemilikan tanah bagi lokasi investasi, masalah pajak dan juga masalah upah buruh yang jauh lebih murah.
Sebaliknya, keunggulan Indonesia antara lain di bidang infrastruktur dan kemampuan tenaga kerja Indonesia. Pitono mengatakan, meski demikian volume perdagangan Indonesia atas Vietnam justru mengalami surplus bagi Indonesia, yaitu sekitar 2 miliar dollar AS lebih. Vietnam justru mengalami defisit perdagangan.
Indonesia impor atas produk-produk sehari dan sebagian minyak dan gas. "Akan tetapi, kita juga mengekspors sejamlah produk tekstil dan komponen elektronik seperti microchip dan lainnya," ujarnya.
Lalu, saat ditanya apakah dirinya bisa sukses dengan meningkatkan surplus perdagangan, Pitono optimistis. "Saya berharap bisa meningkatkan setiap tahunnya kemajuan volume perdagangan kita rata-rata 15 persen dari nilai 2 miliar dollar AS," janji Pitono.
Sumber : http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/14/12364698/wapres
.minta.vietnam.dimata-matai