Website Pemerintah, Jalan Lain untuk Layani Masyarakat

 
bagikan berita ke :

Rabu, 24 Februari 2016
Di baca 836 kali

Lantas, bagaimana cara mewadahi kebutuhan masyarakat secara tepat yang berbasis media online? Focus Group Discussion (FGD) bertemakan “Membuat Website Instansi Pemerintah yang Menarik dan Informatif” menguak informasi tersebut. Kegiatan ini diselenggarakan Asisten Deputi Hubungan Masyarakat dengan mengundang 25 unit kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, Rabu, 24 Februari 2016, di Ruang Rapat Aspirasi Lt.2, Gedung Kemensetneg Sayap Timur, Jakarta.

 

Ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk mengelola website agar lebih berguna. Arianto Bigman, salah seorang Pakar bidang Digital dan Creative Collaborator, memaparkan pendekatan Groundwell sebagai fondasi yang komprehensif dalam mengelola website. “Penentuan pendekatan ini melalui banyak riset dan banyak yang menggunakannya,” tutur Arianto yang juga berprofesi sebagai Managing Director Gopher Indonesi.

 

Penerapan pendekatan ini dimulai dari poin ‘people’, untuk menilai sejauh mana dan apa kebutuhan yang penting bagi stakeholder di sebuah lembaga terkait. Lalu, poin “objective”, untuk menentukan citra utama dari sebuah instansi yang ditampilkan dalam sebuah website. Selain itu, seperti yang dicontohkan Arianto, website www.setneg.go.id pada poin ini, menjalankan fungsi sebagai media edukasi, juga wadah informasi publik.

 

Informasi tersebut lalu dituangkan dalam tahap ‘strategy’, dalam menentukan sejauh mana dampak yang sebenarnya ingin dihasilkan melalui sebuah website, apakah sekedar media informasi atau ada aksi setelah melihat informasi dari website. Lalu menentukan ‘technology’ sebagai tahapan terakhir dalam mewadahi informasi yang telah dikelola dan menganalisis seberapa pentingnya teknologi tersebut digunakan, baik itu berupa website, media sosial, dan sebagainya.

 

Tak melulu soal itu, sebab membuat sebuah website dengan strategi yang telah diatur, juga mesti mudah ditemukan oleh pengunjung dunia maya. Itu dilakukan dengan SEO Content Machine, atau manajemen konten agar dapat tercatat di dunia maya. “Aliran trafik agar membuat lebih banyak publik menerima informasi dan dengan mudah teredukasi lewat apa saja yang telah kita tulis,” ujar Arianto.

 

Lebih jauh, agar informasi dalam website dapat seutuhnya bermanfaat bagi masyarakat, maka perlu untuk mengetahui posisi masyarakat secara lebih konkret, yang dapat diulas melalui sudut pandang UX atau user experience. “UX tidak hanya melihat apa yang dirasakan tetapi siapa yang merasakan, juga bagaimana hal itu dilihat ketika mereka berinteraksi dengan brand touch poin,” terang Larisa Sitorus, seorang User Researcher and Participatory Design Facilitator, yang juga hadir selaku pembicara.

 

Untuk menerapkan itu, dilakukan riset dengan berbagai tahap, agar dapat mengetahui kebutuhan pengguna website dengan lebih jelas. “Mendesain UX yang baik bukan hanya sekali jalan. Desain yang baik harusnya menyentuh pengguna hingga beberapa kali,” tuturnya.

 

FGD diakhiri dengan sharing pengalaman dari Bagian Pemberitaan dan Publikasi Komisi Pemberantasan Korupsi dalam mengelola konten dan insfrastruktur website KPK. Sebagaimana diketahui, website KPK yang berhasil memperoleh peringkat pertama kompetisi website antara lain Anugerah Media Humas 2015 dan Paramadina. Kunci keberhasilan KPK terletak dari adanya visi yang jelas, strategi yang matang, tim kerja yang solid, kreatifitas SDM yang tinggi, koordinasi antar bagian di KPK yang baik, dan motivasi yang kuat dari para pegawainya. 

 

Pemaparan dan diskusi pada FGD kali ini, nantinya akan dijadikan acuan dalam melakukan re-design, mapping site, dan mengelola website www.setneg.go.id. Kegiatan ini dihadiri berbagai unit kerja di lingkungan Kemensetneg yang berperanan memberikan dukungan kontribusi konten untuk dimuat di website Kemensetneg. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0