Yusuf Mansur : Do Not Stop Doa dan Mendoakan serta Belajar

 
bagikan berita ke :

Rabu, 28 April 2021
Di baca 1106 kali

Minggu ketiga di bulan Ramadan, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) menyelenggarakan Pengajian Ramadan 1442 H yang menghadirkan Ustaz Yusuf Mansur. Pengajian yang dilaksanakan di Musala Al Ikhlas, Kemensetneg ini mengangkat tema Doa dan Mendoakan serta Keutaman untuk Selalu Belajar”. Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, pengajian ini disiarkan di dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring), Rabu (28/4).

Mengawali ceramah, Yusuf Mansur memulai dengan membahas dua hal, yaitu doa  mendoakan serta belajar. “Saya lihat di sini banyak anak muda, jadi izin saya menyampaikan tentang dua hal yaitu doa dan mendoakan serta harus jadi core value diri sendiri, do not stop perkara doa  mendoakan. Kedua tentang belajar,” kata Yusuf Mansur.

Tentang doa dan mendoakan, Yusuf Mansur mengatakan bahwa orang terbiasa berdoa tapi lupa mendoakan. “Orang suka lupa untuk rajin berdoa apalagi mendoakan. Kalau berdoa itu kan buat dirinya, buat dirinya saja suka lupa apalagi mendoakan karena mendoakan kan buat orang lain. Padahal kekuatan doa dan mendoakan ini punya kekuatan untuk mengubah diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.


Lebih dalam lagi, Yusuf Mansur menjelaskan tentang doa dan mendoakan di tempat di mana kita menginginkan sesuatu. “Saya lebih menukik lagi ingin bicara tentang di TKP (Tempat Kejadian Perkara), ini terkait dengan kesuksesan anda di masa yang akan datang, tapi tidak boleh juga kita sukses untuk diri kita sendiri, makanya harus ada mendoakannya. Misal seorang perempuan belum hamil, dia berdoa di rumah sakit, toko mainan anak, dan taman kanak-kanak, terus berdoa kepada Allah untuk menjadikan si perempuan kelak yang mengantar anaknya sendiri ke tempat-tempat tersebut. Itu karena doa di TKP akan membangun imajinasi, membangun visualisasi, dan itu beda,” jelas Yusuf Mansur memberi contoh.

Hal kedua yang dibahas yaitu tentang belajar. Yusuf Mansur memberikan contoh tukang sate yang belajar dan ingin mempunyai restoran. “Tentang belajar, saya ingin memberikan contoh tentang seorang tukang sate. Tukang sate ini memiliki keinginan membuka restoran jadi dia datang ke beberapa restoran mengenai bagaimana cara penyajian, cara karyawan memasak,  cara majikan menegur karyawan, itu dia belajar. Belajar akan menyempurnakan doa dan mendoakan,” ucap Yusuf Mansur sembari menutup ceramah.

Pengajian Ramadan kali ini berlangsung sangat interaktif karena yang pertanyaan tidak hanya datang dari peserta yang hadir saja tapi juga dari peserta yang bergabung via aplikasi Zoom, Instagram Live, dan YouTube Live. (ART/YLI/SRN, Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0