Harus Ubah “Mindsetâ€, Presiden Jokowi Minta BPD Bersinergi Manfaatkan Peluang
Menurut Ketua Dewan
Komisioner OJK Muliaman Hadad, sejalan dengan pemikiran Presiden, peran
BPD perlu direvitalisasi agar lebih berkontribusi bagi pertumbuhan
perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di
daerah.
“Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak cukup hanya diserahkan pada masing-masing daerah, melainkan perlu komitmen dan dukungan semua pihak,†ujar Muliaman.
Harus Sinergis
Presiden Jokowi dalam sambutannya menegaskan, kita harus serius menangani BPD mulai dari sekarang. Ia menegaskan, pemerintah menginginkan BPD yang besar, kuat, dan lincah menangkap peluang.
“Jangan sampai peluang berseliweran di depan mata di daerah, pembangunan infrastruktur misalnya, tidak diambil peluang itu oleh BPD karena permodalannya kurang. Itu kalau ditangani sendiri, padahal kan punya teman-teman yang lain,†tutur Jokowi.
Karena itu, Presiden Jokowi berharap BPD-BPD mau bersinergi, mau membangun konsorsium misalnya, bersama-sama. “Ini kekuatan. Jangan sampai nantinya infrastruktur besar yang dibangun di daerah yang mengambil bukan BPD. Hati-hati,†tegasnya.
Terkait dengan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dilaksanakan sebentar lagi, Presiden Jokowi mengingatkan agar hati-hati. Ia menuturkan, kalau kita tidak rukun, bisa hanya menjadi penonton. Tapi kalau rukun, bisa menjadi sebuah kekuatan yang fantastis.
“Yang ada di catatan saya, sekarang ini BPD 26 persen kreditnya untuk yang produktif, 74 persen untuk sektor konsumtif,†papar Jokowi seraya berpesan agar hal itu dibalik.
Menurut Presiden, kalau ingin negara kita menjadi lebih baik maka persentase penyaluran kredit itu harus dibalik. Jangan sampai pertumbuhan ekonomi kita tumpukan pada sektor konsumtif. “Keliru, ini yang mau kita ubah,†ujarnya.
Presiden Jokowi menegaskan, bahwa kita memerlukan sebuah pengembangan mindset global. Ia meminta, jangan karena BPD, mindset-nya hanya lokal.
“Berbahaya sekali kalau mindset-nya masih lokal, karena sebentar lagi yang namanya batas negara sudah tidak ada terutama di ASEAN. Kalau kita tidak mengembangkan mindset global kita, bisa betul-betul tergilas nanti,†tutur Jokowi.
Presiden berpesan, agar pengelola BPD berpikir strategis ke depan itu seperti apa, direncanakan mulai sekarang, 10-50 tahun yang akan datang BPD akan seperti apa. “Kalau tidak, tahu-tahu bisa tinggal nama,†tuturnya.
Peresmian peluncuran program ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Presiden Jokowi. Hadir dalam acara tersebut antara lain Mendagri Tjahjo Kumolo, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, seluruh Dirut dan Komisaris Utama 26 BPD, serta para Gubernur dan Ketua DPRD dari 26 Propinsi. (Humas Setkab-Humas Kemensetneg)
“Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak cukup hanya diserahkan pada masing-masing daerah, melainkan perlu komitmen dan dukungan semua pihak,†ujar Muliaman.
Harus Sinergis
Presiden Jokowi dalam sambutannya menegaskan, kita harus serius menangani BPD mulai dari sekarang. Ia menegaskan, pemerintah menginginkan BPD yang besar, kuat, dan lincah menangkap peluang.
“Jangan sampai peluang berseliweran di depan mata di daerah, pembangunan infrastruktur misalnya, tidak diambil peluang itu oleh BPD karena permodalannya kurang. Itu kalau ditangani sendiri, padahal kan punya teman-teman yang lain,†tutur Jokowi.
Karena itu, Presiden Jokowi berharap BPD-BPD mau bersinergi, mau membangun konsorsium misalnya, bersama-sama. “Ini kekuatan. Jangan sampai nantinya infrastruktur besar yang dibangun di daerah yang mengambil bukan BPD. Hati-hati,†tegasnya.
Terkait dengan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dilaksanakan sebentar lagi, Presiden Jokowi mengingatkan agar hati-hati. Ia menuturkan, kalau kita tidak rukun, bisa hanya menjadi penonton. Tapi kalau rukun, bisa menjadi sebuah kekuatan yang fantastis.
“Yang ada di catatan saya, sekarang ini BPD 26 persen kreditnya untuk yang produktif, 74 persen untuk sektor konsumtif,†papar Jokowi seraya berpesan agar hal itu dibalik.
Menurut Presiden, kalau ingin negara kita menjadi lebih baik maka persentase penyaluran kredit itu harus dibalik. Jangan sampai pertumbuhan ekonomi kita tumpukan pada sektor konsumtif. “Keliru, ini yang mau kita ubah,†ujarnya.
Presiden Jokowi menegaskan, bahwa kita memerlukan sebuah pengembangan mindset global. Ia meminta, jangan karena BPD, mindset-nya hanya lokal.
“Berbahaya sekali kalau mindset-nya masih lokal, karena sebentar lagi yang namanya batas negara sudah tidak ada terutama di ASEAN. Kalau kita tidak mengembangkan mindset global kita, bisa betul-betul tergilas nanti,†tutur Jokowi.
Presiden berpesan, agar pengelola BPD berpikir strategis ke depan itu seperti apa, direncanakan mulai sekarang, 10-50 tahun yang akan datang BPD akan seperti apa. “Kalau tidak, tahu-tahu bisa tinggal nama,†tuturnya.
Peresmian peluncuran program ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Presiden Jokowi. Hadir dalam acara tersebut antara lain Mendagri Tjahjo Kumolo, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, seluruh Dirut dan Komisaris Utama 26 BPD, serta para Gubernur dan Ketua DPRD dari 26 Propinsi. (Humas Setkab-Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?