Intensifikasi seperti ini yang diperlukan sehingga hasil produksi dapat meningkat total," ucap Presiden, ‎ketika meninjau panen padi bibit varietas IPB 3S di Desa Cikarang, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat pada Minggu 27 September 2015, sebagaimana dilansir dari siaran pers Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.
‎Presiden yang didampingi Ibu Iriana Joko Widodo, mengatakan bahwa bibit varietas itu baru diujicobakan pada lahan seluas 500 hektar. Setelah ini, kata Presiden, langsung akan ditanam pada lahan seluas 100 ribu hektar‎. ‎
Presiden menjelaskan bahwa hampir satu tahun pemerintahan Jokowi-JK, kebutuhan beras kita bisa dipenuhii sendiri oleh petani tanpa perlu mengimpor, meski banyak desakan untuk mengimpor beras‎. Bahkan cadangan beras pun masih dalam batas aman, yakni 1,7 juta ton. "Masih ditambah lagi panen bulan November, masih ada sisa panen. Tambah dua bulan‎ 300 ribu ton pada akhir tahun," ujar Presiden.
‎Meski dari cadangan beras itu akan dikeluarkan raskin sebesar 220 ribu ton setiap bulannya, cadangan beras masih cukup. ‎"Yang penting pasokan cukup, distribusi lancar dan harga terjangkau," tutur Presiden.
Untuk menjaga agar harga beras terjangkau, pemerintah akan melakukan operasi pasar. "Minggu ini ada operasi pasar besar-besaran," kata Presiden.‎
Elnino, kata Presiden, tahun ini merupakan tantangan besar. "Ini yang sedang dikalkulasi. Perlu cadangan beras yang benar-benar cukup, misalnya elnino masih terjadi sampai Desember - Januari," ucap Presiden.
Tantangan kita ke depan, harus ada insentif petani sehingga bergairah untuk berproduksi. "Dan semuanya masuk sawah, semua berproduksi sehingga hasilnya akan naik," kata Presiden.‎
Selain itu, Presiden mengharapkan bahwa ke depan, Bulog harus dapat menjadi penyangga, agar harga beras tidak dimainkan spekulan. ‎
"R & D terus dilakukan, IPB banyak melakukannya dan sekarang sudah bisa kita lihat hasilnya," ujar Presiden.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan bahwa dampak Elnino masih terus diperhitungkan karena memerlukan cadangan yang betul-betul diyakini memberikan keamanan di bidang ketahanan pangan. "Tahun 1998 saat terjadi Elnino, impor beras saat itu sebesar 7,1 juta ton. Sekarang belum ada impor," ucap Mentan.‎
Turut mendampingi Presiden, Menteri ‎Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Marwan Jafar, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Kerja Keras Yang Memberikan Hasil
‎
‎Bibit varietas IPB 3S merupakan hasil kerja keras tim dari Institut Pertanian Bogor yang dipimpin Dr. Ir. Hajrial Aswidinnoor. Penelitian yang dilakukan Hajrial dimulai sejak 2004 dan kini dua produk unggulannya IPB 3S dan IPB 4S dapat menghasilkan panen hingga 11,5 ton per hektar, bahkan di tempat yang dikunjungi Presiden dapat menghasilkan 13,4 ton setiap hektar.
Sebagai perbandingan, rata-rata nasional hanya menghasilkan 5,5 ton setiap hektar. Hajrial adalah dosen IPB yang melakukan penelitian dengan fokus pada tanaman padi. (Humas Kemensetneg)
Â