9 Negara Anggota Colombo Plan Belajar Penerapan Keluarga Berencana di Indonesia

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 20 Mei 2017
Di baca 1206 kali

Pelatihan ini dibuka langsung oleh Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, BKKBN, Sanjoyo pada hari Senin, tanggal 15 mei 2017 di Bali. Bali dipilih karena dikenal atas peran perempuan dalam program Keluarga Berencana dan dukungan organisasi kemasyarakatan dalam meningkatkan peran perempuan di berbagai bidang.  

 

Tujuan diadakan pelatihan ini adalah untuk menyediakan kesempatan bagi para peserta dari negara-negara anggota Colombo Plan untuk memperbaharui pendekatan dan pengetahuan terkait filosofi, kebijakan, strategi dan kegiatan-kegiatan utama Keluarga Berencana dan pembangunan ekonomi bagi pemberdayaan perempuan di Indonesia, termasuk studi kasus di tingkat grassroots.

 

Materi yang diberikan kepada peserta terdiri dari 20% in class theory, 70% kunjungan lapangan, dan 10% pembuatan rencana aksi (action plan). Masing-masing materi yang diberikan kepada peserta sudah dirancang oleh penyelenggara supaya peserta mudah menyerap materi tersebut. Misalnya materi In class theory, dirancang untuk sharing pengalaman Indonesia dalam filosofi, kebijakan, strategi, dan kegiatan-kegiatan utama kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga untuk pemberdayaan perempuan di Indonesia, termasuk studi kasus. Tidak hanya itu, materi yang tidak kalah menarik dan ditunggu-tunggu oleh peserta yaitu kunjungan lapangan, dimana materi tersebut dirancang untuk menyediakan kesempatan bagi para peserta untuk mengamati dan berdiskusi secara langsung dengan masyarakat dan kelompok penerima manfaat, termasuk di dalamnya untuk melihat keuntungan dan tantangan dalam melaksanakan program keluarga berencana di Bali. Setelah itu peserta akan disuruh membuat rencana aksi (action plan), pada tahap ini peserta diberikan kesempatan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan yang didapat dari pelatihan untuk dilaksanakan di negara asalnya.

 

Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah 18 orang yang terdiri dari, 2 orang peserta dari Afghanistan, 2 orang peserta dari Bangladesh, 4 orang dari Bhutan, 2 orang dari India, 1 orang dari Indonesia, 1 orang dari Laos, 1 orang dari Maladewa, 2 orang dari Sri Lanka, dan 3 orang dari Vietnam. 


Kunjungan Lapangan, Hijaunya Istana Tampaksiring

 

Pada hari ke-4, peserta dari Training Course on Empowering Women Through Family Planning and Economic Development Interventions mendapatkan kesempatan khusus untuk mengunjungi Istana Kepresidenan Tampaksiring. Saat mengijakan kaki di Istana Tampaksiring, terasa sejuknya udara yang menyambut peserta pelatihan, sebelum memasuki area Istana, peserta terlebih dahulu dibekali peraturan-peraturan yang tidak boleh dilanggar pada saat memasuki lokasi Istana Tampaksiring. 

 

Memasuki pintu utama Istana Tampaksiring, mata kita akan dimanjakan dengan ornamen-ornamen arsitektur khas Bali,  disini peserta pelatihan mendapatkan penjelasan dari pemandu mengenai Istana Kepresidenan Tampaksiring, dimana Istana ini merupakan salah satu dari 6 (enam) Istana Kepresidenan yang merupakan satu-satunya Istana bercorak khas Indonesia yang dibangun oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno setelah Indonesia merdeka, yaitu pada tahun 1957-1963 dengan luas area 19.265 Ha.

 

Berlanjut memasuki daerah pekarangan Istana, udara semakin terasa sejuk dan suasana juga semakin tenang. Terlihat banyak pohon-pohon besar yang tertanam, serta hijaunya rumput yang menghiasi tanah Istana Tampaksiring. Peserta terlihat sangat antusias mengikuti kunjungan ke Istana Tampaksiring, terlihat banyak peserta menggunakan smartphonenya untuk mengabadikan momen yang sangat langka mereka dapatkan dalam pelatihan. 

 

Peserta pelatihan pada saat mengelilingi Istana mendapatkan berbagai informasi seputar bangunan Istana, seperti Wisma Merdeka, bangunan ini diperuntukkan untuk Presiden dan keluarganya, bangunan ini mempunyai sebuah ruang tidur utama yang tidak seberapa luas, serta beberapa ruang tidur bagi anggota keluarga dan dokter pribadi Presiden. Wisma Negara, bangunan ini merupakan  bangunan yang banyak menampilkan ciri arsitektur Bali yang diperuntukkan tamu Negara dari negara sahabat. Kedua Wisma ini terpisah oleh lembah yang dihubungkan dengan sebuah jembatan yang membentang sekitar 20 meter di atas lembah. Jembatan berarsitektur khas ini merupakan salah satu sisi fotogenik di lingkungan Istana Tampaksiring. Jembatan dengan konstruksi beton lengkung yang cantik ini diberi nama Jembatan Persahabatan. Selain itu, peserta juga mendapatkan informasi mengenai bangunan Wisma Yudhistira, Wisma Bima dan Gedung Konferensi.  

 

Istana Tampaksiring terletak di antara Desa Tampaksiring dan Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Giannyar, Bali. Istana Tampaksiring berjarak kurang lebih 40 Km dari kota Denpasar dan terletak pada ketinggian kurang lebih 600 meter diatas permukaan laut.

 

Tidak hanya ke Istana Tampaksiring, peserta dari Training Course on Empowering Women Through Family Planning and Economic Development Interventions juga mengunjungi UPPKS Cempaka Group di Dempasar, Bidan Dekima Ida Ayu Tirtawati di Denpasar, BKB Manik Suci Group di Batuan Gianyar, Pemerintah Daerah di Bangli dan Posdaya Group di Bangli. 


Penutupan Program 

 

Program Training Course on Empowering Women Through Family Planning and Economic Development Interventions hasil kerjasama Kemensetneg dan BKKBN dengan Colombo Plan ditutup pada tanggal 19 Mei 2017 di Bali. Pada penutupan program, terlihat hadir mewakili Kementerian Sekretariat Negara, Kepala Bagian Kerjas Sama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular, Biro KTLN, Makhammad Fahrurozi, Kepala PULIN-BKKBN, Mukhtar Bakti, Kepala Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Bali, Ida Bagus Wirama, Programme Officer of Colombo Plan Gender Affairs Programme, Nilu Gunasekara. 


Tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman, peserta pelatihan juga mendapatkan teman dari berbagai Negara anggota Colombo Plan, “Melalui hubungan manusia, kita bisa saling mengenal dengan lebih baik, kita bisa berbagi budaya, adat istiadat, bahkan bahasa kita. Dengan saling mengenal lebih baik, kita bisa mencapai saling pengertian dan semoga kita bisa menyelesaikan masalah pembangunan kita bersama” tegas Fahrurozi pada saat menyampaikan kata pengantarnya mewakili Kemensetneg. 


Kemensetneg juga mengharapkan agar peserta pelatihan terus menjaga hubungan baik antar sesama peserta dan juga pengajar agar sharing informasi semakin bisa diperdalam melalui berbagai media komunikasi, “Bagi peserta pelatihan, saya ingin menyarankan agar Anda tetap berhubungan dengan kami terutama dengan fasilitator dari BKKBN, untuk memperdalam pengetahuan Anda, memperkuat institusi Anda, dan juga untuk menciptakan program inisiatif baru yang mungkin di masa depan. Kami mengharapkan pengetahuan yang telah Anda dapatkan melalui pelatihan ini tidak hanya menguntungkan bagi diri Anda sendiri, tetapi juga untuk institusi dan negara Anda” lanjut Fahrurozi. 


Dalam kesempatan tersebut, Programme Officer of Colombo Plan Gender Affairs Programme, Nilu Gunasekara juga mengucapkan banyak terima kasih kepada peserta dan fasilitator yang mensukseskan acara ini dengan baik. “Seperti yang anda ketahui, pelatihan ini merupakan bagian dari program Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular Indonesia bekerjasama dengan Colombo Plan. Oleh karena itu, saya juga ingin menyampaikan apresiasi saya yang tinggi kepada Indonesia atas dukungannya yang terus berlanjut dalam pengembangan Kerjasama Indonesia Selatan-Selatan dan Triangular” jelas Nilu.


Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta mendapatkan pengetahuan tentang Program  dan Strategi Maternal and Child Health di Indonesia, Program Kependudukan, Keluarga Berencana, Pembangunan Keluarga di Indonesia, Pelayanan Keluarga Berencana dan Keamanan Alat Kontrasepsi gratis di Indonesia, Program Keluarga Berencana Indonesia yang didukung oleh program Advance Family Planning (AFP) & Right Time, Right Method and My Choice, Program pendidikan Reproduktif bagi remaja dan anak muda, Program Income Generating Activities (UPPKS) Indonesia, Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS), Program BKB pada PPKS dan Kelompok Keterlibatan Pria dalam Keluarga Berencana. (HAN-Humas Kemensetneg).

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0