AAI sediakan 300 kuota beasiswa tahun 2018

 
bagikan berita ke :

Selasa, 27 Februari 2018
Di baca 1401 kali

Tidak ada Negara di dunia ini yang bisa hidup sendiri, pasti bergandengtangan dengan Negara lain untuk membangun negaranya. Begitu juga dengan Indonesia yang membutuhkan Negara lain untuk bekerjasama dalam memberikan dukungan di berbagai bidang. Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia telah membentuk kerjasama dalam peningkatan sumberdaya manusia sejak tahun 1953. “Oleh karena itu, lokakarya Australia Award in Indonesia ini terbentuk karena kerjasama yang baik antara Kementerian Sekretariat Negara dengan Pemerintah Australia”, ujar Sugiri, staf Ahli Mensesneg Bidang Komunikasi dan Kehumasan saat membacakan pidato Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara pada acara Lokakarya Quo Vadis Australia Award in Indonesia di Gedung Krida Bhakti, Selasa (27/2).

AAI adalah beasiswa Internasional yang didanai oleh Pemerintah Australia yang menawarkan kesempatan kepada generasi penerus pemimpin Indonesia untuk melakukan studi, penelitian dan pengembangan profesional. Sejak 1974, program beasiswa ini telah beberapa kali melakukan perubahan, hingga akhirnya menjadi AAI. Dinamika program tidak hanya terbatas pada penggantian nama saja, namun kuota beasiswa pascasarjana tahun 2018 ada 300 untuk masyarakat Indonesia. Tidak hanya pascasarjana, namun AAI juga memberikan beasiswa jangka pendek, kelibatan sektor swasta dan dukungan intensif kepada seluruh penerima beasiswa. “Fokus program tidak hanya pada perubahan nama saja, namun juga pada kuota pemilihan beasiswa untuk 2018 terdapat 300 beasiswa yang diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia”, ujar Sugiri.

Pihak AAI sangat selektif dalam mencari kandidat penerima beasiswa, mulai dari tes wawancara, tes Bahasa Inggris yang dilakukan dua kali, dan banyak tes lainnya yang menghabiskan biaya banyak. Sehingga, penerima beasiswa terpilih adalah mereka yang benar-benar memenuhi kriteria yang ditentukan.“Kami mencari kandidat yang benar-benar ingin berkomitmen dan bersungguh-sungguh ingin belajar di Australia. Karena, setelah masa studi di Australia, para penerima beasiswa harus berkontribusi di Indonesia saat mereka kembali”, ujar Fleur Davies, Wakil Kepala Departemen Luar Negeri dan Perdagangan.

Sampai tahun 2017, sebanyak 12.721 orang alumni AAI PNS atau non PNS. Melihat fakta ini, Sugiri menegaskan bahwa jumlah alumni yang besar, harus dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan di Indonesia, “Lebih tepatnya sinergi antara alumni Australia Award in Indonesia, pemerintah, dan perguruan tinggi”, tambahnya. (NAD-Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
2           0           0           0           0