Ajak Generasi Muda Gelorakan Optimisme Indonesia Maju, Kemensetneg Gelar Diskusi Kehumasan
Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) kembali berkolaborasi dengan PERHUMAS (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia) Muda dalam bidang kehumasan dan komunikasi publik. Kali ini, jajaran PERHUMAS Muda yang dipimpin oleh Ketua PERHUMAS Muda Jakarta Raya, Muhammad Pandu Ariane berkunjung langsung ke Kemensetneg untuk menggelar sharing session terkait dunia kehumasan pada Jumat (05/08) di Ruang Rapat Lantai 4 Gedung 3 Kemensetneg.
Kunjungan ini diharapkan menjadi media belajar pembelajaran para mahasiswa yang bergabung dalam PERHUMAS Muda sehingga dapat berpartisipasi dalam memperkaya ruang publik dengan optimisme kemajuan Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kemensetneg, Eddy Cahyono Sugiarto saat memberikan sambutan.
Eddy juga sempat memaparkan berbagai indikator makro terkait kondisi perekonomian Indonesia setelah dilanda pandemi COVID-19 selama dua tahun, seperti laju inflasi yang berada di bawah 5% secara year on year, resiko resesi yang terbilang rendah pada angka 3% (menurut survey Bloomberg), dan implementasi realisasi pajak yang naik 58,5% dari target. Selain itu, pengesahan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja juga akan mendorong Indonesia lebih maju karena memberikan ruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, investasi, dan penyerapan tenaga kerja.
Diskusi menarik ini juga mengundang Founder Kolaborasi Positif, Dimas Oky Nugroho yang juga Ketua Perkumpulan Kader Bangsa dan Founder Kader Bangsa Fellowship Program sebagai narasumber. Dimas mengatakan bahwa humas adalah salah satu pilar yang sangat krusial atau signifikan yang tidak bisa diabaikan dan bahkan berkontribusi dalam pencapaian target.
Mereka yang bekerja di sektor kehumasan memiliki potensi untuk menjadi sosok yang paripurna karena selalu melakukan persiapan dalam melakukan segala hal. Individu humas akan melakukan riset sebelum mengambil keputusan atau melakukan observasi dan kontemplasi internal sebelum memberikan sosialisasi kepada stakeholder eksternal. “Jadi (ini dilakukan) bukan hanya untuk memperkuat kapasitas tetapi juga integritas terhadap value, dan loyalitas terhadap nilai-nilai normatif,” kata pria yang akrab dipanggil Don.
Foto: Humas Kemensetneg
Dimas juga menekankan pentingnya memegang teguh prinsip-prinsip kehumasan. Seorang humas harus bekerja berdasarkan fakta bukannya fiksi. Humas itu suatu perihal sosial bukan personal karena itu seminal mungkin tidak boleh subjektif dan memiliki intelektual dan objektifitas tinggi. Humas sebagai komunikator harus memiliki dan menjaga kredibiltas sehingga tidak diperbolehkan menyampaikan kebohongan atau menipu masyarakat maupun media massa. Humas harus memiliki technical skills (menyusun communication strategies, public affairs strategies, editorial plan, editing photography and videography, copy writing, and social media expertise).
“Humas ini InsyaAllah sampai kapanpun, di era digital atau pasca digital, InsyaAllah pekerjaan humasnya tetap ada akan tetapi tools, technology, media, dan informasi akan terus berkembang. Inilah yang harus Anda pahami tentang pemahaman dan teknologi,” ujar Dimas.
Menutup paparannya, Dimas pun mengingatkan bahwa dalam hal manajemen krisis, seorang humas harus memiliki kemampuan melakukan mapping, social sense, political sense, dan forecasting dengan mendengarkan berbagai suara, baik dari kalangan atas maupun kalangan bawah, pemerintah maupun masyarakat, dan media massa maupun obrolan warung kopi. (Humas Kemensetneg)