Sebagaimana diketahui, untuk menjadi seorang anggota Paskibraka Nasional yang
akan mengibarkan bendera Merah Putih di Istana Merdeka tiap tahunnya
membutuhkan kemampuan dan keberanian untuk berkompetisi. Para putra-putri dari
masing-masing provinsi itu sebelumnya sudah harus bersaing ketat dengan yang
lainnya mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga akhirnya menembus
tingkat nasional.
Saat bersilaturahmi dengan para pendukung acara Hari Ulang Tahun ke-72 Republik
Indonesia dan para teladan nasional di Istana Negara, Jakarta, sebagaimana
rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey
Machmudin, Kepala Negara mengatakan bahwa itulah gambaran betapa kompetisi itu
mau tidak mau harus dihadapi.
"Itulah dunia, memang harus bersaing, harus berkompetisi. Siapa yang
muncul terbaik itulah yang dipilih," ujar Presiden.
Kompetisi tak hanya dialami oleh masing-masing individu. Presiden menyebut
bahwa negara pun dituntut mampu untuk berkompetisi dengan negara-negara
lainnya.
"Negara ini juga sama, berkompetisi dengan negara lain. Jangan dipikir
negara kita ini tidak bersaing dengan negara lain. Yang bisa bekerja dengan
cepat, memiliki reputasi dan prestasi yang baik, itulah yang akan mendapat
kepercayaan dari internasional," ia menegaskan.
Oleh karenanya, kepada setiap anak bangsa, Presiden Joko Widodo menyerukan agar
mempersiapkan diri dan tidak takut untuk berkompetisi. Pemerintah juga akan
terus berbenah untuk dapat meningkatkan keunggulan dalam berkompetisi dengan
negara lainnya.
"Misalnya kemudahan berusaha. Dari 180-an negara, peringkat kita masih di
angka 91. Tidak jelek-jelek amat, tapi buat saya masih kurang," cerita
Presiden.
Sementara dalam "kompetisi" lainnya, Indonesia boleh sedikit
berbangga. Gallup World Poll merilis survei mengenai tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintahnya yang menempatkan Indonesia berada di
peringkat pertama.
"Peringkat kita itu di posisi satu. Biasanya yang pegang nomor satu itu
Swiss. Ini sekarang nomor satu Indonesia, kemudian Swiss, India, dan
Luksemburg," tutupnya. (Humas
Kemensetneg)