Bumikan Narasi G20, Kemensetneg : Kolaborasi dan Pemanfaatan Media Sosial adalah Kunci
Menyambut penyelenggaraan Presidensi G20 Tahun 2022, Kementerian Sekretariat Negara berkolaborasi dengan Meta Indonesia mengadakan Workshop Pengelolaan Media Sosial yang bertemakan “Social Media Campaign for G20”, yang dilaksanakan secara daring, Rabu (16/2).
Workshop ini merupakan rangkaian kegiatan Setneg Mantul Road to G20 yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kehumasan digital, meningkatkan pengelolaan platform media sosial yang efektif dan efisien sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing Lembaga, membangun jejaring kehumasan dengan menghapus ego sektoral yang focus pada mission.
Dengan tujuan yang terarah diharapkan dapat membangun kesiapan Humas Kementerian/Lembaga untuk berkolaborasi dan mengoptimalkan pemanfaatan media sosial dalam menyampaikan komunikasi terkait kepemimpinan Indonesia, kesiapan dan pelaksanaan seluruh agenda pemerintah dalam G20 dan kemanfaatan nyata bagi masyarakat Indonesia.
Workshop menghadirkan dua narasumber dari Meta Indonesia, Dara Nasution, Manajer Hubungan Pemerintah, Meta Indonesia dan Putu Yudha, Manajer Kemitraan-Pemerintah, Politik, dan Nirlaba, Meta Indonesia dan diikuti oleh kalangan humas K/L, mahasiswa, dan masyarakat umum lainnya dengan 545 peserta yang terhubung melalui zoom meeting.
Dalam sambutannya, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sekretariat Negara, Eddy Cahyono menyampaikan bahwa dalam era Revolusi Industri 4.0, kita disajikan dengan kecanggihan dan kemutakhiran teknologi, mulai dari Internet of Things (IoT), Big Data, Artificial Intelligence (AI), Cloud, social media, crypto currency, Augmented Reality and Virtual Reality (AR/VR), hingga yang terbaru Metaverse sehingga kalangan humas harus memiliki agility dan responsif yang tepat dalam menyikapinya.
“Dalam era revolusi Industri 4.0, ada beberapa aspek yang harus dimiliki oleh praktisi humas untuk memanfaatkan momentum Double Disruption, untuk bersinergi membangun ruang publik yang kondusif dalam membumikan narasi G20, yaitu: kolaborasi, kompetensi, personalisasi konten dan kreatif serta memahami global trend, “ terang eddy.
Menutup sambutannya, Eddy mengharapkan agar melalui rangkaian acara Setneg Mantul Goes to G20 kalangan humas dapat berkolaborasi dalam mengakselerasi penyampaian pesan yang efektif, guna mengisi ruang publik dengan optimisme kemanfaatan nyata Presidensi G20 dengan membumikan narasi tunggal menyampaikan kemanfaatan bagi bangsa Indonesia sehingga dapat menggalang partisipasi publik menyukseskan penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia. Narasumber pertama, Dara Nasution menyatakan bahwa kalangan humas agar dapat menjadikan akun medsos dari instansi pemerintah lebih interaktif dengan berbagai lapisan masyarakat yang menggunakan medsos dalam mencari informasi terkait dengan ajang akbar tersebut.
"Jangan jadikan medsos itu seperti majalah dinding (mading) yang hanya berkomunikasi satu arah, perlu interaktif agar pengguna medsos dalam ruang digital dapat semakin memasifkan diseminasi berkaitan dengan gelaran G20 sehingga semakin diketahui oleh masyarakat luas, dalam merancang konten medsos G20 juga harus mempertimbangkan substansi yang memiliki peluang menarik perhatian masyarakat atau yang lebih humanis. Dengan begitu, akan membuat perhatian berbagai lapisan masyarakat menjadi lebih menarik untuk dibahas dalam ruang-ruang digital,” ujar Dara.
Terdapat tiga miliar orang yang menggunakan aplikasi facebook, Instagram, dan WhatsApp setiap bulannya. Hal ini membuktikan adanya peluang besar bagi Lembaga Humas Pemerintah dalam mengkampanyekan Presidensi G20 ini terlebih melalui fanpage facebook yang dapat memberikan jangkauan khalayak yang sangat luas baik global maupun internasional.
“Pada tahun 2022 berdasarkan traffic sinyal hampir 80% orang membuat dan bertukar pesan melalui video. Hal ini memberikan peluang yang sangat baik melalui konten video untuk penyelenggaraan Presidensi G20,” ujar Dara.
Dalam pembuatan video, Dara menyampaikan bahwa pesan yang ingin disampaikan dalam konten Presidensi G20 tersebut harus ada dalam tiga detik pertama. “Kenapa tiga detik pertama, karena hal ini agar membuat audience yang melihat akan penasaran dengan apa yang ingin disampaikan oleh pemerintah. Walaupun dalam pengeditan video dibuat mudah tetapi pesan yang ingin dinformasikan harus jelas dan mengikuti trend saat ini,” sambungya.
Narasumber kedua yakni Putu Yudha juga menjelaskan bahwa promosi iklan pada aplikasi facebook ini harus mempunyai tujuan yang jelas dalam substansi isi informasinya. Hal ini akan mendorong audience dalam menerima narasi Presidensi G20 ini.
“Dalam praktik terbaik video terdapat penangkapan perhatian dari para audience dalam melihat video yang akan kita publish nantinya. Kemudian pesan utama dalam penyampaian informasi harus berada di depan. Selanjutnya, video tersebut harus dibangun melalui mobile. Selain itu video dapat dibuat 10-15 detik tetapi dengan informasi yang tepat sasaran. Dan yang terakhir desain tanpa suara sering diterapkan oleh masyarakat,” ujar Adit panggilan dari Putu Yudha.
Dengan adanya Workshop Pengelolaan Media Sosial yang bertemakan “Social Media Campaign for G20” ini diharapkan dapat mengoptimalisasi diseminasi informasi pada masyarakat luas dan dapat menyukseskan penyelenggarakan Presidensi G20 dan dukungan untuk menyosialisasikan Logo Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 pada sejumlah aset, barang milik negara, dan media promosi, website, platform media sosial, dekorasi, umbul-umbul, poster, spanduk, baliho, videotron, dan stiker pada kendaraan dinas, atau hiasan lainnya yang dapat menjangkau masyarakat luas.
Untuk kebutuhan Master file Logo Presidensi G20 Indonesia beserta aplikasi turunan dan panduannya (manual) dapat diakses melalui tautan berikut http://bit.ly/G20Indonesia2022assets. Dalam hal dibutuhkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi email sekre_ktt@setneg.go.id. (IAA, ART/YLI-Humas Kemensetneg)