Jakarta, Rabu (12/12), “Membangun kapabilitas negara salah satunya dilakukan melalui penguatan konektivitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pembangunan sistem informasi yang terintegrasi pada Era Digital mutlak dilakukan,” ujar Setya Utama, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Hal tersebut disampaikannya saat membuka acara Peluncuran Sistem Informasi Proyek Kerja Sama Pembangunan (SIMPRO) yang diselenggarakan oleh Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri (KTLN) Kemensetneg di Gedung Krida Bhakti, Jakarta.
“Revolusi Digital” telah mengubah sendi-sendi kehidupan manusia termasuk kehidupan sosial dan ekonomi, dan tata kelola pemerintahan, khususnya relasi antara pemerintah dan warga negara dalam konteks pemerintah sebagai penyedia layanan dan warga negara sebagai pengguna layanan. Berangkat dari hal tersebut, Kemensetneg berupaya melakukan pembenahan serius melalui serangkaian inisiatif dengan menciptakan sistem informasi yang terintegrasi tidak saja akan menghindari duplikasi program maupun proyek kerja sama namun juga meningkatkan kualitas business process.
Sistem informasi terintegrasi itu adalah SIMPRO. “Biro KTLN membangun SIMPRO sebagai perwujudan komitmen Kemensetneg terhadap tata kelola pemerintahan yang terbuka dan partisipatif. Dalam proses pembangunannya, SIMPRO ditujukan sebagai penyedia data kerja sama pembangunan termasuk data mengenai proyek kerja sama, lokasi kerja sama, mitra kerja sama serta jumlah alokasi pendanaan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan baik pemerintah maupun non pemerintah,” kata Kepala Biro KTLN, Nanik Purwanti saat sambutan.
Acara peluncuran SIMPRO pada kesempatan kali ini dihadiri oleh perwakilan dari Departement of Foreign Affairs and Trade (DFAT) of Australia, Michelle Lowe. Program ini menggunakan skema Alumni Grant Scheme (AGS) yang merupakan bagian dari program beasiswa Pemerintah Australia. Dalam sambutannya, Michelle mengapresiasi komitmen dan dukungan Kemensetneg kepada Australia Awards in Indonesia (AAI) yang telah memberikan manfaat berupa program beasiswa internasional terbesar di Indonesia.
Sebagai penjelasan singkat, beberapa video pendek yang informatif tentang SIMPRO juga ditayangkan. Sesi dilanjutkan dengan pengenalan terkait SIMPRO yang dipaparkan oleh tim dari Biro KTLN, yaitu Kepala Bagian Kerja Sama Teknik Multilateral dan Organisasi Internasional Non Pemerintah, Mukhammad Fahrurozi; Kepala Subbagian Kerja Sama Teknik Organisasi Internasional Non Pemerintah I, De’norraliana Ali Gryan; Kepala Subbagian Kerja Sama Teknik Organisasi Internasional Non Pemerintah II, Rangga Kurnia Sakti Oktaviana Hanafi; dan Kepala Subbagian Teknik Selatan-Selatan dan Triangular Multilateral, Vimala Asty Fitra Tunggal Jaya.
Sebanyak lebih dari 200 audiens perwakilan Kementerian/Lembaga dan mitra pembangunan asing diajak berpartisipasi dalam simulasi penggunaan SIMPRO dan selanjutnya ada sesi tanya jawab di akhir acara. Pembangunan dan pengembangan SIMPRO yang komprehensif dan terintegrasi diharapkan menjadi data base nasional yang dapat diakses dan dipakai oleh para pemangku kepentingan terkait dan masyarakat luas. SIMPRO tidak hanya digunakan sebagai dasar formulasi kebijakan, akan tetapi juga dapat dijadikan sebagai acuan atau standar tata kelola pemerintahan yang berkelanjutan. (DEW - Humas Kemensetneg)